https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Banyak Toke Sawit Pilih Tutup Usaha, ini Sebabnya

Banyak Toke Sawit Pilih Tutup Usaha, ini Sebabnya

Hasil panen sawit petani diangkut ke pabrik untuk diolah menjadi CPO. Foto: dok.


Rengat, elaeis.co - Sebagian pemilik ram dan pengepul tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kecamatan Batang Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, memilih menghentikan sementara usahanya. Mereka berhenti membeli hasil panen petani karena khawatir harga yang ditetapkan akan menimbulkan sakit hati.

Kondisi tersebut diungkapkan Amran, petani sawit di Batang Peranap.

"Itu inisiatif para toke sawit. Menurut mereka, dari pada terjadi saling menyalahkan, mendingan usaha ditutup sementara. Karena kalaupun dipaksakan buka, memprihatinkan melihat kesedihan petani karena penghasilan dari sawit yang dijualnya tidak layak," katanya kepada elaeis.co, Rabu (18/5). 

Alasan lain tutupnya ram dan pengepul adalah makin ketatnya penilaian kematangan (sortasi) TBS kelapa sawit di pabrik.

"Mungkin tangki penampungan CPO mulai penuh imbas larangan ekspor CPO yang belum dicabut pemerintah. Makanya syarat TBS masuk pabrik makin banyak," terangnya.

"Produktivitas perkebunan kelapa sawit milik petani swadaya saat ini membludak. Pabrik kemungkinan besar gelagapan menerima pasokan buah tersebut sehingga sortasi diperketat," tambahnya.

Di antara beberapa pengepul dan ram yang masih menerima TBS sawit, katanya, umumnya menetapkan harga hanya Rp 1.400 sampai Rp 1.500/kg. Harga tertinggi itu berlaku jika petani mengantar hasil panennya langsung ke timbangan.

"Banyak toke mengeluh. Pasalnya sebagian buah sawit yang diantar ke pabrik ternyata dibawa pulang lagi ke lokasi penumpukan akibat sortasi. Kasarnya begini, kalau ada 4 ton buah dibawa ke pabrik, maka 1 ton dipulangkan dengan alasan beragam," ungkapnya.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :