https://www.elaeis.co

Berita / PSR /

Banyak Kebun Produksi Rendah, Peremajaan Sawit Tengah Digenjot di Sulteng

Banyak Kebun Produksi Rendah, Peremajaan Sawit Tengah Digenjot di Sulteng

Ilustrasi-kebun kelapa sawit. Dok.elaeis


Palu, elaeis.co - Produksi kebun kelapa sawit di Sulawesi Tengah (Sulteng) dinilai rendah. Selain banyak kebun kelapa sawit yang sudah berusia tua, tidak sedikit pula kebun yang berdiri justru menggunakan bibit tidak berkualitas.

Untuk itu, program peremajaan saat ini tengah menjadi fokus utama di provinsi berjuluk Negeri Seribu Megalit tersebut. Seperti agenda Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspek-PIR) Sulteng.

Baca juga: Gandeng Disbun Kabupaten Buol, Aspek-PIR Sulteng Berencana Gelar Pelatihan Untuk Petani Sawit

Saat ini Aspek-PIR Sulteng sedang melakukan pendataan terhadap kebun yang layak untuk diremajakan dengan dua kategori tadi.

"Kita sedang kumpulkan data dari seluruh kabupaten yang ada. Nantinya kita akan ajukan pada program PSR BPDPKS," terang Ketua Aspek-PIR Sulteng  Udin M  Paalamu kepada elaeis.co, Kamis (22/8).

Udin mengatakan, belum ada peremajaan di kebun kelapa sawit plasma di Sulteng. Saat ini baru tahap pendataan.

Baca juga: Dua Pertiga Perusahaan Sawit di Sulteng Belum Miliki Izin HGU

Dari 8 kabupaten di provinsi tersebut, baru Kabupaten Buol baru yang sudah dilakukan pendataan. Dimana ada ratusan hektar kebun kelapa sawit masuk kategori untuk diremajakan di kabupaten tersebut.

"Kebun yang berhasil kita data, kebanyakan adalah kebun yang berproduksi rendah meski umur kelapa sawitnya masih muda. Sebagian juga sudah berusia tua," paparnya.

Udin menyebut, produksi rendah terjadi lantaran bibit yang digunakan saat pembangunan kebun merupakan bibit abal-abal atau tidak berkualitas. Ini petani dapatkan dengan pembelian secara online.

Baca juga: Butuh Hilirisasi, Industri Sawit Mainkan Peran Sentral Ekonomi di Sulteng 

"Benih berkualitas memang cukup sulit didapat di Sulteng. Akhirnya petani memilih membeli benih lewat online. Namun hasilnya justru sangat mengecewakan. Kalau usianya bervariasi, malah ada kebun yang baru dibangun petani dengan usia tanaman baru 3 bulan dan terdeteksi menggunakan bibit tidak berkualitas," tandasnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :