https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Banggai Minta BRIN Bantu Naikkan PAD dari Pengelolaan SDA

Banggai Minta BRIN Bantu Naikkan PAD dari Pengelolaan SDA

Pesisir pantai di Banggai. foto: banggaikep.go.id


Jakarta, elaeis.co – Kabupaten Banggai, salah satu daerah di Provinsi Sulawesi Tengah (sulteng), mempunyai potensi sumber daya alam (SDA) yang luar biasa melimpah. Diantaranya gas, minyak, nikel, dan emas.

Selain itu dari hasil perkebunan terdapat perkebunan sawit dan kelapa. Begitu juga dengan pertaniannya, di mana Kabupaten Banggai menjadi lumbung pangan di wilayah Sulteng. Tidak hanya itu, Banggai juga daerah pengekspor lobster dan gurita ke Eropa dan Amerika.

Demikian disampaikan oleh Bupati Banggai Amirudin dalam penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah (DRID) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tentang Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, Dan Penerapan, Serta Invensi Dan Inovasi di Kabupaten Banggai.

Menurut Amirudin, 5 tahun yang lalu sebelum dirinya menjabat Bupati, Banggai ini stagnan pada pendapatan asli daerah (PAD) Rp 1,8 - Rp 1,9 trilyun. Namun ketika tahun pertama setelah menjabat Bupati, PAD-nya meningkat menjadi Rp 2,4 trilyun, kemudian pada tahun kedua mencapai Rp 3,2 trilyun.

‘’Meski demikian kami belum merasa puas dengan melihat potensi daerah Banggai ini yang begitu besar. Sehingga merasa jika hanya Pemda yang bekerja, maka tidak akan mampu untuk menggali potensi besar itu. Maka itu kami mencoba datang ke BRIN untuk meminta bantuan dalam melakukan riset terhadap apa yang ada di Banggai agar capaian-capaian ini bisa berhasil,’’ jelasnya dalam keterangan resmi Humas BRIN dikutip Minggu (25/2).

Lebih lanjut Amirudin mengungkapkan bahwa secara kasat mata dirinya sering berharap PAD Banggai bisa mencapai di atas Rp 5 hingga Rp 6 trilyun. Hal tersebut dikarenakan potensi SDA dan lain-lainnya daerahnya sangat banyak. Seperti sekarang ini yang dikerjakan dari bidang gas, sulfurnya masih banyak terbuang. Padahal sulfur ini tidak dilihat sebagai limbah saja namun bisa dijadikan pupuk pertanian. Selanjutnya masih ada CO2 yang harus dikelola, sehingga ini bisa dimanfaatkan sebagai cold storage untuk menampung ikan, sayuran dan buah-buahan.

"Makanya kami langsung tancap gas untuk melakukan kerja sama baik dengan universitas serta lembaga seperti BRIN. Karena tanpa bantuan dari teman-teman BRIN yang punya ribuan orang-orang pintar, saya yakin potensi kita akan sia-sia,’’ tegasnya.

Deputi DRID BRIN, Yopi, menjelaskan bahwa BRIN merupakan hasil dari peleburan balitbang di kementerian atau lembaga yang berintegrasi untuk urusan kelitbangan yang selama ini tepisah-pisah. Seperti LIPI, BATAN, LAPAN, BPPT dan Ristek. Total pegawai BRIN sebanyak 13.000 orang dan ini merupakan suatu badan yang terbesar secara nasional. "Terdapat 10.000 SDM periset dari berbagai keahlian masing-masing, inilah yang ditawarkan ke mitra-mitra, salah satunya ke pemda," jelasnya.

Yopi menyebutkan, jika DRID berhubungan dengan daerah, selalu melihat potensi dan problem. Potensi di Banggai ini luar biasa khususnya pada bidang perikanan, pertanian dan kelautan serta gas sebagai potensi utama. DRID akan menilai apakah potensi utama tersebut sudah optimal atau belum diupgrade lagi atau perlu suatu penguatan.

‘’Kajian-kajian yang kami laksanakan sudah banyak seperti di bidang pangan, kemiskinan, stunting hingga persampahan. Dan ini merupakan permohonan dari Pemda/Pemkab. Jadi silakan Bupati Banggai berkirim surat ke kami, karena jika Bupatinya sendiri yang meminta, berarti sudah melihat kondisi yang ril di lapangan. Hal tersebut lah yang kami tunggu dan kami harapkan, karena keproaktifan kedua pihak menjadi sangat penting,’’ ungkapnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :