https://www.elaeis.co

Berita / Sulawesi /

Atasi Permasalahan Air, Kondisi Irigasi di Sulbar Disurvei

Atasi Permasalahan Air, Kondisi Irigasi di Sulbar Disurvei

Survei dan verifikasi lokasi irigasi di Kecamatan Tommo. foto: BSIP Sulbar


Mamuju, elaeis.co - Tim dari Badan Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BSIP) Sulawesi Barat (sulbar) bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi V Mamuju, Dinas PUPR Sulbar, dan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHP) Mamuju yang tergabung dalam "Satgas Swasembada Pangan", didampingi Koordinator BPP Tommo, Babinsa, dan BOP Tommo, melakukan survei identifikasi serta monitoring di Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju. Survei ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi eksisting jaringan irigasi dan monitoring pompanisasi, sekaligus mencari solusi yang berkelanjutan bagi lahan pertanian di wilayah tersebut dalam mendukung program swasembada pangan.

Salah satu titik yang menjadi fokus adalah saluran irigasi di Bendungan Tommo di kawasan perkebunan kelapa sawit masyarakat. Bendungan ini rusak dan mengalami sedimentasi akibat luapan air sungai alami.

Bendungan Tommo memiliki luas layanan 2.500 ha lahan sawah. Kerusakan saluran irigasi telah mengganggu distribusi air ke lahan pertanian. Untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut, solusi sementara menggunakan ecobag telah diterapkan.

Karena langkah ini membantu mengurangi risiko jangka pendek, Tim BWS Sulawesi V Mamuju akan merancang strategi permanen untuk mengembalikan fungsi optimal saluran irigasi tersebut. "Salah satu strategi cepat yang harus dilakukan untuk mengembalikan fungsi irigasi yang rusak yakni pengerukan sedimentasi pada pipa yang terangkat dan membangun dam di bagian hulu untuk menahan material sedimen," demikian hasil evaluasi Satgas Swasembada Pangan dalam keterangan resmi dikutip Jumat (13/12).

Selain itu, tim juga mengunjungi Kelompok Tani (KT) Tunas Muda II di Desa Tamemongga, penerima bantuan program pompanisasi. Sumber air yang tersedia melalui program ini belum mampu mengairi secara maksimal untuk luasan 25 hektar lahan pertanian yang hanya menggunakan satu unit pompa 3 inchi. Dalam diskusi bersama, beberapa solusi yang muncul yakni pembuatan pintu air atau pembangunan embung. 

Pembuatan pintu air bertujuan untuk menaikkan permukaan air sehingga dapat dialirkan ke lahan sawah secara gravitasi, dan teknologi embung dapat memastikan ketersediaan air yang mencukupi dan diharapkan mampu menjadi solusi jangka panjang guna meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah tersebut.

Satgas juga melaksanakan survei dan verifikasi lokasi irigasi dan perpompaan pada Daerah Irigasi (DI) Malunda di Kabupaten Majene. Beberapa lokasi strategis didatangi, antara lain Bendung Kayuangin, Desa Kayuangin, Kecamatan Malunda dan Bendung Onang Desa Onang Utara, Kec.Tubo Sendana, yang kondisinya rusak berat akibat banjir.

Survei ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi sawah tadah hujan yang dapat dibanjiri melalui optimalisasi jaringan irigasi. Langkah ini diharapkan mampu mendukung peningkatan luas tanam dan produktivitas pertanian.

Sinergi antar stakeholders melalui tim koordinasi sangat penting dalam mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan sumber daya air. Hasil survei ini akan menjadi dasar bagi perencanaan strategi optimalisasi lahan untuk mendukung musim tanam berikutnya, sehingga target swasembada pangan nasional dapat tercapai.

Sementara itu, perwakilan dari BWS Wilayah V Mamuju menegaskan komitmennya dalam menyediakan akses air yang memadai melalui perbaikan dan peningkatan fungsi irigasi. Dinas TPHP Provinsi Sulbar juga menyoroti pentingnya pemberdayaan petani melalui pendampingan teknis dan penyediaan sarana produksi pertanian. Harapannya melalui survei gabungan ini masing-masing instansi memaksimalkan potensinya dalam mewujudkan swasembada pangan.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :