Berita / Nusantara /
Asupan Kalium Harus Dijaga Agar Produksi Sawit Tidak Turun
Sawit membutuhkan pemupukan rutin agar produksinya maksimal. foto: Ist.
Bengkulu, elaeis.co - Petani kelapa sawit di Bengkulu diminta agar tidak pernah absen dalam memberi pupuk KCL ke tanaman kelapa sawit. Hal itu dilakukan agar tanaman kelapa sawit tidak kekurangan unsur Kalium.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Provinsi Bengkulu, A Jakfar mengatakan, pupuk KCL berfungsi untuk membentuk protein dan gula pada tanaman kelapa sawit.
"Pupuk KCL berperan penting dalam pembentukan bunga dan buah pada tanaman kelapa sawit," kata Jakfar, kemarin.
Jika tanaman kelapa sawit kekurangan pupuk KCL, maka unsur kalium yang dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit juga akan berkurang. Akibatnya produksi kelapa sawit akan menurun.
"Tanaman kelapa sawit yang kekuragan kalium akan lebih sedikit memproduksi buah, karena tidak ada unsur kalium yang cukup untuk tanaman kelapa sawit," ujarnya.
Untuk mencegah hal itu terjadi pada tanaman kelapa sawit, pupuk KCL harus rutin diberikan setiap 6 bulan sekali. "Berilah pupuk KCL dengan rutin untuk menjaga produksi buah kelapa sawit," ujarnya.
Jakfar mengakui bahwa saat ini harga pupuk KCL tak lagi murah. Bahkan di sejumlah toko pertanian harganya telah mencapai Rp 1 juta per karung ukuran 50 kilogram. Oleh sebab itu, petani harus mengakalinya dengan memanfaatkan abu jangkos dari pabrik kelapa sawit. Sebab abu jangkos itu mengandung unsur kalium yang sangat tinggi.
"Pemberian 325 kilogram per hektar abu janjang setara dengan pemberian 100 kg/ha pupuk KCl," sebutnya.
"Alternatif untuk mengatasi mahalnya pupuk KCL adalah dengan memberikan pohon kelapa sawit abu jangkos, karena kandungan kalium dalam abu ini sangat tinggi," tutupnya.







Komentar Via Facebook :