https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Asosiasi Resmi Di-launching, Biochar Siap Tembus Pasar Global

Asosiasi Resmi Di-launching, Biochar Siap Tembus Pasar Global

foto: IG/Biochar.id


Jakarta, elaeis.co – Indonesia menandai babak baru dalam transformasi energi hijau dengan resmi meluncurkan Asosiasi Biochar Indonesia Internasional (ABII), Senin (7/7) di Jakarta. Launching ini menjadi langkah konkret untuk mengangkat biochar, produk karbon hasil pembakaran biomassa ke panggung global sebagai solusi ramah lingkungan dan bernilai ekonomi tinggi.

Ketua Umum ABII, Hashim Djojohadikusumo, menyampaikan antusiasmenya terhadap potensi besar Indonesia di sektor ini. Ia mengungkap bahwa ide pendirian asosiasi ini telah muncul dua tahun lalu, namun baru kini dapat diwujudkan.

“Saya sangat bergembira karena dua tahun lalu ada yang datang ke kantor saya dan mengusulkan berdirinya asosiasi ini. Sejak 2008 saya sudah mendengar tentang biochar, tapi belum paham. Kini saya semakin yakin setelah bertemu Pak Pil dan Pak Rahmad Pambudy, bahwa Indonesia bisa jadi adidaya biochar dunia,” ujar Hashim, kemarin.

Saat ini, produksi biochar nasional baru menyentuh angka 3.000 ton per tahun, padahal potensinya diperkirakan bisa mencapai dua juta ton. Hashim menekankan pentingnya standarisasi melalui SNI (Standar Nasional Indonesia) agar biochar Indonesia dapat bersaing di pasar ekspor, termasuk ke negara-negara seperti Arab Saudi.

Tak hanya dari sektor swasta, dukungan juga datang dari pemerintah. Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menilai bahwa biochar adalah terobosan penting untuk menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan alih fungsi lahan.

“Dulu saat Christopher Columbus menemukan Amerika, orang-orang tak percaya. Inisiatif baru seperti biochar pun sering diremehkan. Tapi ini adalah realita baru yang harus kita sambut,” katanya.

Sudaryono menambahkan bahwa Kementerian Pertanian telah membuka satu juta hektar lahan rawa menjadi sawah produktif, yang ke depan dapat dimanfaatkan untuk produksi biochar secara berkelanjutan. Ia juga menyoroti pentingnya pengolahan limbah pertanian dari sekam, jagung, kopi, hingga kelapa sawit menjadi biochar sebagai strategi pengurangan emisi karbon sekaligus menciptakan nilai tambah.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum ABII, Diaz Faisal Malik Hendropriyono, menyoroti bahwa perubahan iklim sudah berdampak nyata di berbagai wilayah Indonesia. Ia menyatakan, biochar berpotensi menurunkan emisi hingga 28 juta ton CO₂ per tahun. “Target kami adalah memproduksi 1,3 juta ton biochar pada 2025,” ujarnya.

Ia juga menyebut bahwa roadmap industri biochar telah disusun dan diserahkan kepada Bappenas, serta ABII tengah mendorong pemenuhan standar internasional seperti dari Global Carbon Council, agar biochar Indonesia bisa masuk dalam pasar kredit karbon global.

Menteri Bappenas sekaligus Ketua Dewan Pengawas ABII, Prof. Rachmad Pambudy, menegaskan bahwa biochar bukan sekadar arang biasa. Menurutnya, biochar merupakan material berteknologi tinggi yang mampu menunjang berbagai industri, dari pertanian, otomotif, hingga nanoteknologi.

“Biochar mendukung visi Presiden untuk hilirisasi industri sebagai keunggulan strategis nasional. Ini bukan sekadar pupuk, tapi juga bisa jadi bahan kampas rem, nano partikel, bahkan palm oil powder,” ujarnya.

Dengan terbentuknya ABII, Indonesia bukan hanya mengejar peluang ekonomi dari limbah pertanian, tapi juga mengukuhkan diri sebagai pionir energi hijau di panggung dunia.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :