Berita / Pojok /
Aroma Hidden Mission Larangan Ekspor 'Turunan Sawit'
Indra. foto: dok. pribadi
Pemerintah mengatakan bahwa kebijakan melarang ekspor minyak goreng (migor), bahan baku minyak goreng dan Crude Palm Oil (CPO) sejak 28 April 2022 adalah demi memenuhi kebutuhan migor dalam negeri.
Tapi dampaknya malah membuat harga Tandan Buah Segar (TBS) petani anjlok sangat tajam.
Pertanyaan yang kemudian muncul, apakah menutup kran ekspor itu menjadi satu-satunya cara memenuhi kebutuhan migor dalam negeri? Tidak adakah kebijakan lain yang win-win solution?
Dengan menteri-menteri kabinet Presiden Jokowi yang konon terbaik di dunia itu, apakah kebijakan penutupan ekspor ini menjadi kebijakan terbaik untuk negara ini?
Secara ekonomi, sebetulnya masalah yang kita hadapi ini tidak terlalu rumit. Tidak butuh teori kebijakan ekonomi yang rumit-rumit. Tapi, kenapa terkesan menjadi sangat rumit?
Kenapa menyediakan migor yang cuma 5-6 juta ton saja sampai harus menghancurkan industri sawit yang notabene, produksi nasional yang 51 juta ton itu, 42% nya berasal dari sawit petani?
Maka sekali lagi saya kemudian bertanya, betulkah kebijakan pemerintah ini benar-benar demi kepentingan migor dalam negeri?
Atau jangan-jangan ada hidden mission alias misi tersembunyi yang akhirnya membuat penyelesaian urusan migor ini menjadi rumit.
Bisa jadi kepentingan untuk meraup dana politik menjelang Pilpres. Caranya bagaimana? Ya banyak cara, dan mudah saja.
Keadaan saat ini bisa membuat korporasi tertentu memproduksi CPO, migor dan produk turunan lain dengan biaya produksi sangat murah dengan membeli CPO murah, beli TBS petani dengan harga murah.
Kemudian ditimbunlah produk-produk sawit itu sebanyak-banyaknya. Setelah itu buka pintu ekspor kembali, dengan alasan ada desakan petani. Maka luar biasa lah profit yang diraih.
Cuan besar yang bisa dipakai untuk kepentingan tertentu, bisa untuk biaya menghadapi pilpres atau kepentingan politik lainnya.
Ini baru dugaan, belum tentu benar, tapi belum tentu juga salah.
Bisa juga dengan modus-modus lain yang tidak cukup kita tuliskan disini.
Intinya pemenuhan migor dalam negeri ini menjadi rumit karena ditumpangi oleh kepentingan tersembunyi lainnya.
Kepentingan cuan jangka pendek, kepentingan amunisi Pilpres, kepentingan pencitraan, dan lain-lain. Tidak murni untuk kepentingan rakyat.
Sebagai rakyat yang terdampak keadaan, boleh saja kita menilai dan menduga apa penyebab keadaan saat ini. Dengan harapan supaya tidak terus menerus menjadi korban kepentingan para politisi & pengusaha hitam yang sedang bermain.
Indra, petani sawit di Penajam Kaltim, alumni MMA UGM 2003.







Komentar Via Facebook :