Berita / Nusantara /
Aplikasi Online PSR Tak Kunjung Dibuka, Petani Khawatir
Ilustrasi-tanaman kelapa sawit milik masyarakat Kabupaten Siak, Riau. (Sahril/Elaeis)
Jakarta, elaeis.co - Beberapa waktu lalu dalam pengajuan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) petani dipermudah dengan adanya aplikasi online yang dihadirkan pemerintah, namun sejak sebulan yang lalu aplikasi ini ditutup dengan alasan ada beberapa perbaikan sistem.
Perbaikan ini sebelumnya diinformasikan hanya memakan waktu satu bulan. Artinya hingga akhir Mei sistem pengajuan online tersebut akan di buka kembali. Namun hingga kini justru perbaikan belum dirampungkan.
Kondisi ini membuat petani kelapa sawit khawatir dan terhambat untuk mengajukan PSR.
Ketua Bidang Advokasi dan Hukum DPW APKASINDO Jambi, Dermawan Harry Oetomo mengatakan saat ini sistem pengajuan kembali offline. Tentu memakan waktu lebih lama ketimbang dengan cara online.
"Ini sudah memasuki pertengahan bulan Juni, padahal kemarin katanya akan dibuka akhir Mei. Jadi kita bingung dengan kebijakan ini," katanya, Sabtu (11/6).
Harry pun mengaku bingung dengan kondisi ini. Pasalnya banyak petani yang kini sudah mulai berniat untuk mengajukan PSR.
"Kita gak tau masalahnya dimana, apakah di Dirjenbun atau BPDPKS. Namun rekomtek kan kewenangan Dirjenbun," imbuhnya.
Dengan kondisi tersebut justru muncul kekhawatiran baru bagi petani. Dimana petani justru mendapat info bahwa ada rencana pengajuan PSR yang sebelumnya diajukan secara online diulang seluruhnya sejak awal pengajuan.
"Infonya data yang diajukan hilang. Gila saja jika kita harus mengulang pengajuan sejak awal. Sebab membutuhkan banyak waktu," bebernya.
Ia khawatir akan kebenaran informasi tersebut. Sebab beberapa Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sudah mengajukan PSR sejak beberapa waktu lalu di aplikasi online tersebut.
"Ini malah membuat ribet permasalahan PSR. Sudah mundur-mundur malah disuruh ulang lagi. Ini jadi deretan kasus yang memang harus dituntaskan pemerintah," ujarnya.
Ia berharap, pemerintah tegas dan jeli melihat kondisi saat ini. Ia juga minta agar petani tidak lagi dijadikan korban dalam kebijakan yang tidak jelas.







Komentar Via Facebook :