https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Aparat Hukum Diduga Bekingi Jual-Beli Lahan Taman Nasional Kerinci Seblat

Aparat Hukum Diduga Bekingi Jual-Beli Lahan Taman Nasional Kerinci Seblat

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Bengkulu, Safnizar.


Bengkulu, elaeis.co - Pemerintah Provinsi Bengkulu menemukan ribuan hektare lahan Taman Nasional Kerinci Seblat di Kabupaten Mukomuko dijual-belikan secara ilegal.

Rata-rata, lahan yang dijual-belikan ini sudah ditanami kelapa sawit dengan harga Rp2 per hektare. Aksi jual lahan ilegal ini sudah terjadi bertahun-tahun dan masih berlangsung sampai saat ini.

"Lahan kebun sawit yang dijual-belikan itu ilegal. Sebab (lahan) bagian dari Hutan Lindung Taman Nasional Kerinci Seblat. Jaraknya jauh dari pemukiman warga," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Bengkulu, Safnizar kepada elaeis.co, kemarin.

Safnizar mengatakan, awalnya pelaku merambah kawasan hutan lalu dijadikan kebun kelapa sawit. Setelah itu para perambah menjual dengan harga Rp2 juta per hektare.

Bahkan dari laporan yang diterima Safnizar, masyarakat melibatkan beberapa oknum aparat penegak hukum di Kabupaten Mukomuko dalam aksi jual-beli lahan tersebut. 

Namun sayangnya hingga kini belum bisa dilakukan penindakan lantaran Dinas LHK Bengkulu belum mengantongi bukti kuat.

"Dari info yang kami terima, pelakunya masyarakat. Ada juga aparat penegak hukum. Tapi belum bisa ditindak karena kita tidak mengantongi bukti kuat," kata dia.

"Kami sudah beberapa kali turun ke lokasi. Setiap kami turun, para perambah kabur dan sulit terlacak karena jarak kebun cukup jauh dari pemukiman warga," tuturnya.

Dari hasil pendataan Dinas LHK Bengkulu, sudah hampir 6.000 hektare lahan kawasan hutan tersebut dijadikan kebun sawit. Jika diduitkan, perambah sudah mengantongi ratusan juta dari hasil jual-beli lahan.

"Sebagian masyarakat tidak menjual lahan. Mereka kelola sendiri. Jika dihitung-hitung, per orang rata-rata menguasai lahan sedikitnya 13 hektare dan meraup keuntungan dari hasil kebun jutaan per bulannya," ujarnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :