Berita / Nusantara /
Anggota KUD ini Puas Pakai Bibit Unggul
Pengurus teras KUD Sawit Bangkit Desa Sukorejo, Kecamatan Seruyan Tengah, Kabupaten Seruyan, Kalteng, foto bersama di depan kantor KUD (Foto: Dok. KUD Sawit Bangkit)
Seruyan, Elaeis.co - KUD Sawit Bangkit adalah salah satu koperasi yang memiliki reputasi sangat bagus di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Koperasi yang berdiri di Desa Sukorejo, Kecamatan Seruyan Tengah, Kabupaten Seruyan, itu mengelola sekitar 1.600 hektar kebun kelapa sawit.
“Anggota KUD kami sekitar 300-an petani. Terdiri dari warga lokal dan transmigran dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat,” kata Ketua KUD Sawit Bangkit, Agung Mujiono, kepada Elaeis.co, Senin (28/10/2021) pagi.
Menurut ayah tiga anak ini, rata-rata warga transmigran datang ke Seruyan di awal tahun 1990-an. “Kami menanam sawit mulai tahun 1996 dan 1997, yang terakhir tahun tanam 2001. Sawit kami bibitnya dari Marihat, Sumatera Utara,” ungkap pria berusia 52 tahun itu.
Sama seperti KUD Tani Subur yang sukses mengelola kebun sawit 7.000 hektar di Kabupaten Kotawaringin Barat, KUD Tani Subur juga menjalin kerja sama pola inti plasma dengan anak usaha Medco Group.
“Sekarang kerja sama dengan Medco Group sudah berakhir. Tapi kami tetap bisa jual buah sawit ke mereka dengan harga yang sangat memuaskan, harga premium,” kata Agung.
Menurutnya, bibit yang mereka pakai menjadi salah satu kunci tingginya harga jual tandan buah segar (TBS) produksi KUD Sawit Bangkit. Faktor lainnya, seluruh anggota KUD konsisten menerapkan praktek budi daya yang baik atau good agricultural practice (GAP) di kebun masing-masing.
Bukti bahwa para petani anggota KUD Sawit Bangkit telah menerapkan perkebunan yang berkelanjutan adalah dikantonginya sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
“Kami dapat sertifikasi RSPO secara resmi tahun 2019, sewaktu ada acara yang diselenggarakan RSPO di Thailand. Sama seperti KUD Tani Subur, kami juga dibantu lembaga Inobu untuk mendapatkan sertifikasi RSPO itu,” beber Agung.
Setelah tak lagi jadi binaan Medco Grup, otomatis anggota KUD Tani Subur berubah status dari petani plasma menjadi petani swadaya. Meski begitu, soal harga TBS, produksi KUD Tani Subur dapat perlakuan berbeda dari petani swadaya lainnya.
“Saat ini harga TBS petani swadaya di Seruyan sekitar Rp2.600-an per kilogram. Tapi TBS kami diharga seperti produksi petani plasma, di atas Rp 2.800-an per kilogram. Kami dapat harga premium karena pihak perusahaan tahu kualitas buah sawit kami sejak awal,” pungkasnya.







Komentar Via Facebook :