Berita / Sumatera /
Anak Petani Sawit di Riau Raih 2 Medali Emas Paralimpiade Tokyo
Anak Petani Sawit di Riau Raih 2 Medali Emas Paralimpiade Tokyo
Pekanbaru, Elaeis.co - Leani Ratri Oktila berhasil meraih medali emas pada Paralimpiade Tokyo 2020 cabang olahraga bandminton.
Wanita berusia 30 tahun itu mengharumkan nama Indonesia di panggung dunia bersama pasangannya Khalimatus Sadiyah.
Mereka meraih medali emas usai menaklukkan unggulan kedua asal China, Cheng He Fang/Ma Hui Hui, dengan skor 21-18, 21-12 atau dua kosong langsung, di Stadion Yoyogi.
Pada partai terakhirnya di nomor Mixed Double SL3-SU5, Leani Ratri Oktila bersama Hary Susanto mampu meredam perlawanan pasangan Lucas Mazur-Faustine Noel dari Perancis lewat pertarungan sengit, dan berakhir dengan kemenangan tim Indonesia 23-21, 21-17, menyumbang medali terakhir Indonesia, berupa medali emas.
Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, dia akan menyambut langsung kedatangan Leani ketika pulang ke Riau.
"Nanti kita sambut kehadirannya kalau sudah sampai. Saya sudah siapkan bonus. Saya juga menonton pertandingan Leani kemarin," kata Syamsuar, Senin (6/9).
Syamsuar menilai ertandingan Leani Ratri Oktila bersama Khalimatus Sadiyah menakjubkan. Dia menonton melalui live streaming, di Rumah Dinas Gubernur Riau, Sabtu (4/9) lalu.
Syamsuar mengucapkan selamat atas pencapaian yang luar biasa tersebut. Menurutnya, prestasi Leani menjadi kebanggaan bagi Indonesia khususnya bagi Riau. Dia meminta agar atlet lainnya tetap semangat dan terus berprestasi mengharumkan nama Indonesia hingga tingkat dunia.
"Alhamdulillah meraih medali emas, terima kasih untuk doanya seluruh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Riau," ucapnya.
Ketua National Paralympic Commitee (NPC) Kabupaten Kampar, Zulkifli memgatakan, Leani lahir di Desa Siabu, 6 Mei 1991 silam. Anak dari pasangan F Mujiran (65) dan Gina (53).
Dia merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Saat ini, Leani sudah berumah tangga dan tinggal di Dusun Karya Nyata, Desa Siabu, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Ayah Leani hanya seorang petani karet dan sawit di Desa Siabu, sedangkan ibunya sebagai ibu rumah tangga (IRT).
"Selain bertani, ayahnya juga pelatih badminton di Desa Siabu," jata Zulkifli.
Dia menyebut, Leani yang akrab disapa Etri itu adalah sosok yang baik dan rendah hati. Zul mengaku sangat bangga atas keberhasilan Leani, yang meraih medali emas paralimpiade Tokyo 2020.
Zulkifli juga sudah mengetahui Leani kembali merebut medali emas pada parabadminton ganda campuran.
"Alhamdulillah, dia meraih emas kedua saat berpasangan dengan Harry Susanto," kata Zulkifli.
Sedangkan, pada tunggal putri, Ratu parabadminton dunia ini meraih medali perak. Keberhasilan Leani, imbuh Zulkifli, tentu mengharumkan nama Indonesia, khusunya Kabupaten Kampar, Riau.
"Dia sudah membawa Kampar mendunia. Terima kasih kepada Etri," kata Zulkifli.
Dia mengaku sudah memprediksi Leani meraih dua medali emas dan satu medali perak.
"Saya sudah prediksi dia dapat dua emas satu perak. Saya yakin Etri meraihnya, dan prediksi itu Alhamdulillah tepat," kata Zulkifli.

Komentar Via Facebook :