Berita / Nusantara /
Ada Laptop Gratis di LPP Yogya, Psikolog dan Dokter Khusus Juga Ada
Mahasiswa beasiswa sawit di LPP Yogya dengan laptop gratisnya. foto: ist
Yogyakarta, elaeis.co - Bukan tahun ini saja Politeknik Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogya didapuk mendidik mahasiswa program beasiswa sawit Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, tapi sudah sejak 4 tahun lalu.
Lantaran itulah makanya lembaga pendidikan yang sudah berumur lebih dari 50 tahun ini paham dengan karakter para mahasiswa barunya yang notabene datang dari berbagai daerah di Indonesia.
"Mereka jebolan seleksi beasiswa yang cukup ketat, jadi, kemampuan mereka lumayan lah. Itulah makanya mereka bisa diupgrade dan dikembangkan. Kita optimis itu," cerita Direktur LPP Yogya, Muhammad Mustangin kepada elaeis.co, empat hari lalu.
Tapi lantaran mahasiswa baru itu boleh dibilang baru menginjakkan kaki di Yogya, di tahun pertama mereka diinapkan di penginapan khusus.
Baca juga: Duo Kompeten Ala LPP Yogya
Pertimbangan LPP Yogya, dengan dijadikannya mereka satu tempat, akan lebih kondusif, tidak memikirkan banyak hal, apalagi macam-macam.
Di penginapan itu ada petugas yang menjaga, ada dosen wali, ada psikolog dan dua orang dokter. LPP Yogya bekerja sama dengan lembaga lain untuk menghadirkan psikolog dan dokter itu.
Biar proses belajar mengajar para mahasiswa lancar, mereka kemudian diberi laptop gratis. Pemberian laptop gratis ini dilakukan lantaran LPP Yogya menganggap, laptop sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keseharian mahasiswa. Baik itu untuk pekerjaan teknis, maupun yang lain.
Pertimbangan lainnya, "Para mahasiswa itu berasal dari daerah, belum tentu punya laptop. Maka kita bantu mereka supaya punya, biar bisa lebih praktis belajar. Kita konsen dengan ini agar anak petani bisa belajar dengan baik. Apalagi saat belajar online. Laptop ini gratis, spesifikasinya kita sesuaikan. Yang sedang-sedang saja," terang ayah dua anak ini.
Bagi LPP Yogya kata mahasiswa program doktor di Universitas Gadjah Mada (UGM) ini, beasiswa sawit adalah perhatian khusus. Sebab beasiswa itu ada kekhasan.
"Kami berfikiran bahwa setelah lulus, mereka kembali ke kampung halamannya, atau paling tidak mereka memberikan sumbangsi minimal sekian lama di kampung meski aturan main beasiswa enggak mewajibkan mereka untuk kembali ke kampung halaman," katanya.
Selain itu, lewat Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM) yang memberikan keleluasaan mengelola kampus, LPP Yogya kata Mustangin berupaya terus menumbuhkan kecintaan mahasiswa itu pada industri sawit.
"Sebagai mahasiswa dan sebagai anak muda, kecintaan dan pemahaman mereka kepada industri sawit musti tumbuh semakin bagus. Ini teramat penting untuk menghadang kampanye negatif yang saat ini masih marak terhadap sawit," ujarnya.







Komentar Via Facebook :