https://www.elaeis.co

Berita / Bisnis /

Acuan Usang Harga Produk Sawit

Acuan Usang Harga Produk Sawit

Tumpukan TBS siap olah di salah satu pabrik di Kalimantan Barat. foto: aziz


Jakarta, elaeis.co - Kemarin, elaeis.co kebagian siaran pers Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI). Isinya menceritakan pergerakan ekspor dan penggunaan minyak sawit di dalam negeri hingga Agustus tahun ini.

Pada lampiran siaran pers itu, Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono merinci, total ekspor produk sawit mencapai 18,435 juta ton. 

Dari angka sebanyak itu, ekspor Crude Palm Oil (CPO) hanya sekitar 1,337 juta ton. Ekspor yang paling banyak justru olahan CPO dan Oleokimia; masing-masing 13,525 juta ton dan 2,722 juta ton. 

Kalau menengok angka-angka di atas, semestinya harga ekspor CPO tidak lagi menjadi acuan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di tingkat tapak, lantaran porsinya sudah sangat kecil ketimbang produk turunan itu.

Tapi dalam siaran pers tadi, Mukti justru hanya membahas bahwa harga CPO Cif Rotterdam pada Agustus turun menjadi USD1.095 per ton dari bulan Juni yang masih di harga USD1.203 per ton. 

Tadi malam, elaeis.co berusaha menanyakan kepada Mukti, dari 13,525 juta ton ekspor olahan CPO tadi, produk apa yang paling banyak dan berapa harganya per ton, tapi hingga berita ini dirilis, Mukti hanya bergeming. 

Begitu juga dengan pertanyaan sepenting apa harga CPO Cif Rotterdam disaat ekspor CPO hingga Agustus yang hanya 1,337 juta ton, juga tak berjawab. 

Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN), Rapolo Hutabarat, juga tak merespon pertanyaan elaeis.co tentang melonjaknya ekspor Oleokimia itu, berapa harga per tonnya dan negara mana saja pembeli mayoritas. 

Kebetulan, dari data siaran pers tadi disebutkan bahwa ekspor Oleokimia dari Januari hingga Agustus tahun ini meningkat ketimbang periode yang sama di tahun lalu. Dari 2,694 juta ton menjadi 2,722 juta ton.   

Ekspor Agustus 2022 meningkat   

Khusus di bulan Agustus 2022 kata Mukti, ekspor produk sawit mencapai 4,334 juta ton. Angka ini melonjak ketimbang bulan sebelumnya yang hanya 2,705 juta ton. 

 

"Lonjakan tertinggi terjadi pada olahan CPO; dari 1,923 juta ton menjadi 2,971 juta ton," terangnya. 

Adapun musabab lonjakan tadi kata lelaki 64 tahun ini lantaran pemerintah memutuskan zero levy --- Pungutan Ekspor (PE) distop --- yang kabarnnya akan berlaku hingga akhir tahun ini. 

"Relaksasi ini sangat membantu eksportir. Daya saing produk minyak sawit Indonesia membaik di pasar global disaat persaingan dengan minyak nabati lain tinggi," katanya.

Bekas birokrat di Kementerian Pertanian ini kemudian merinci, impor India atas produk sawit Indonesia itu naik 193%; dari sekitar 370 ribu ton menjadi 1,086 juta ton. China juga begitu, naik 68%; dari sekitar 524 ribu ton menjadi sekitar 879 ribu ton dan Uni Eropa, naik 51,7%; dari sekitar 334 ribu ton menjadi sekitar 506 ribu ton.

Kenaikan ekspor itu didukung pula oleh kenaikan produksi sebanyak 503 ribu ton, dari yang tadinya 3,8 juta ton menjadi 4,3 juta ton. "Produksi ini naik, selain faktor musiman, juga lantaran PKS sudah beroperasi normal," ujarnya. 

Hanya saja kata Mukti, secara tahun ke tahun, sampai bulan Agustus, produksi 2022 yang sebesar 31,6 juta ton justru lebih rendah ketimbang produksi 2021 yang mencapai 33,6 juta ton. 

Soal harga CPO tadi, Ketua DPP Apkasindo, Gulat Medali Emas Manurung mengingatkan, keberlanjutan pada industri sawit itu tidak lagi hanya ditengok pada aspek lingkungan, tapi juga aspek ekonomi dan sosial. 

"Harga TBS petani itu bagian dari aspek ekonomi. Kalau perbedaan harga TBS dan harga produk hilir sangat jomplang, enggak bisa disebut keberlanjutan. Harga TBS petani dan produk hilir itu harus berkeadilan lah," pintanya saat berbincang dengan elaeis.co tadi pagi. 

Agar harga TBS itu berkeadilan kata lelaki 49 tahun ini, sudah saatnya acuan penetapan harga TBS tidak lagi melulu pada harga CPO, tapi sudah harus kombinasi dengan harga produk turunannya. 

"Itu kalau kita jadikan harga ekspor menjadi acuan. Gimana pula kita mau menjadikan harga ekspor CPO menjadi satu-satunya acuan harga TBS disaat ekspor CPO kita cuma 7 persen?" katanya. 


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :