https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

8 Cara Merawat Sawit Stres Ala Cak Kukuh

8 Cara Merawat Sawit Stres Ala Cak Kukuh

Perawatan sawit untuk meningkatkan produksi. Foto: ist.


Jakarta, elaeis.co – Tanaman kelapa sawit yang sehat adalah kunci dari panen tandan buah segar (TBS) berkualitas dan berlimpah. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, petani sawit di berbagai daerah mengeluhkan penurunan produktivitas akibat cuaca ekstrem.

Kekeringan panjang, curah hujan berlebih, dan perubahan suhu mendadak membuat sawit rentan mengalami stres fisiologis. Akibatnya, pertumbuhan melambat, buah kecil-kecil, bahkan batang mengering.

Menanggapi kondisi ini, Prof. Dr. Ir. Kukuh Setiawan, M.Sc. ahli pemuliaan tanaman dari Universitas Lampung yang akrab disapa Cak Kukuh membagikan delapan cara efektif merawat sawit yang stres agar tetap produktif.

Sebagai breeder bibit sawit unggul yang sudah malang melintang di dunia riset dan perbenihan kelapa sawit, dia menyarankan pendekatan berbasis ilmiah dan ramah lingkungan. “Sawit yang stres itu ibarat manusia kurang gizi dan kelelahan. Harus cepat kita bantu pulih sebelum kondisinya makin parah,” jelasnya, kemarin.

Langkah pertama menurut Cak Kukuh adalah perbaikan sistem irigasi dan drainase. Data Ditjenbun 2024 menunjukkan lebih dari 60% lahan sawit rakyat belum memiliki sistem irigasi efisien. Saat kemarau, sawit membutuhkan irigasi tetes atau kanal air sederhana. Sebaliknya, saat hujan deras, drainase wajib lancar agar akar tidak terendam.

Kedua, penting untuk memberikan pupuk secara tepat, sesuai kebutuhan tanaman. Kombinasi pupuk makro (N, P, K) dan unsur mikro seperti magnesium dan boron bisa mempercepat pemulihan. Penelitian Balit Palma membuktikan bahwa penambahan boron 20–30 gram per pohon bisa meningkatkan pembentukan bunga betina hingga 18%.

Ketiga, pengendalian hama dan penyakit secara terpadu wajib diterapkan. Jika muncul tanda serangan Ganoderma, segera lakukan sanitasi dan pembongkaran tanaman terinfeksi.

Keempat, perbaikan kondisi tanah jadi pondasi utama. Jika pH tanah di bawah 5,5, petani disarankan menaburkan dolomit 1–2 ton per hektare. Penambahan pupuk kandang dan kompos juga memperbaiki kesuburan alami tanah.

Kelima, pemangkasan daun yang efisien, tanpa berlebihan. Daun tua yang menutupi buah sebaiknya dipangkas, namun daun sehat tetap dibiarkan untuk mendukung fotosintesis.

Keenam, penyulaman tanaman sawit yang tidak produktif. Bibit unggul tahan hama harus jadi prioritas regenerasi kebun sawit rakyat.

Ketujuh, menanam tanaman penutup tanah seperti Mucuna atau Calopogonium yang bisa menjaga kelembapan, mengurangi erosi, dan memperkaya nitrogen alami dalam tanah.

Terakhir, Cak Kukuh mengingatkan pentingnya pemantauan berkala. “Dengan aplikasi pertanian digital, petani bisa mendeteksi lebih awal gejala stres seperti daun menguning, batang lemas, atau pelepah menggulung,” tutupnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :