Berita / Sumatera /
6.000 Hektare Kebun Sawit Sudah Potensial Bangun PKS
Ilustrasi-perkebunan kelapa sawit. (Sahril/Elaeis))
Jakarta, elaeis.co - Sedikitnya 1.500 petani di Kabupaten Dharmasraya kini tengah gundah gulana. Pasalnya petani justru tidak dapat menikmati hasil kebunnya dengan tenang. Lantaran hasil panen kebun kelapa sawitnya justru tidak diterima pabrik kelapa sawit (PKS) yang beroperasi di wilayah itu.
1.500 petani tadi mengelola 6.000 hektare lahan yang baru diremajakan pada 2020 kemarin. Saat ini hasil produksinya sudah mencapai 3.000 ton/bulan.
Hasil kebun kelapa sawit itu ditolak PKS dengan alasan masih berukuran kecil. Sehingga menyulitkan saat proses pengolahan.
Menurut Ketua DPD APKASINDO Kukar, Daru Widiyatmoko seharusnya kebun itu sudah layak untuk menjadi pemasok utama sebuah pabrik kelapa sawit (PKS). Artinya sudah layak didirikan PKS di wilayah itu.
Menurutnya mitra antara petani dan PKS tanpa kebun itu justru akan sangat mensejahterakan petani. Tinggal bagaimana mengatur kerjasama antara keduanya. "Ini seharusnya difasilitasi oleh Pemda setempat," katanya.
Belakangan diketahui, wilayah itu menjadi salah satu daerah fokus pendiri PKS dari BPDPKS. Untuk itu ia berharap pembagunan PKS itu segera direalisasikan. Agar petani dapat bangkit dan kesejahteraannya terjamin.
"Kalau hasil kebun itu ditolak Tetu banyak faktornya. Pertama bisa dilihat dari bentuk kerjasamanya bagaimana," paparnya.
Menurutnya PKS itu memiliki standar tersendiri. Misalnya buah pasir yang bobotnya di bawah 5 kg memang tidak diterima PKS. Alasannya lantaran kandungan minyaknya tidak ada dan justru masih banyak airnya dalam TBS itu.
"Kalau itu dipaksa cangkang TBS tadi justru dapat merusak mesin pengolahan di pabrik itu. Karena tidak tersaring sempurna lantaran masih terlalu kecil," bebernya.
Daru memang tidak menampik bahwa dalam Permentan diatur TBS umur tiga tahun sudah dapat diolah di PKS. Namun itu juga tergantung dari perawatan yang ada. Sehingga bobotnya bisa di atas 5 kg.
"Apa saja bisa dilakukan PKS jika tidak ada sistem kemitraan bersama petani. Itulah kenapa kita ngotot mengajak petani untuk berkelompok dan berlembaga yang kemudian menjalin kerja sama dengan PKS. Sebab kalau hanya kerjasama jual beli saja tidak akan mendukung," tandasnya.







Komentar Via Facebook :