https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

350 Ton Cangkang Sawit Dipasok untuk Co-firing di PLTU Tidore

350 Ton Cangkang Sawit Dipasok untuk Co-firing di PLTU Tidore

Cangkang sawit digunakan untuk co-firing biomassa di PLTU milik PLN. foto: Dok PLN


Jakarta, elaeis.co - Pemerintah Indonesia terus mendorong penerapan energi baru dan terbarukan (EBT) di sektor energi. Salah satu yang dilakukan adalah teknologi co-firing biomassa pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Terkait dengan penerapan teknologi ini, PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) memasok 350 ton cangkang sawit via laut untuk co-firing biomassa ke PLTU Tidore di Maluku Utara lewat kerjasama dengan PT Bumi Indawa Niaga (BIN). Aksi ini merupakan upaya mendukung penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Direktur Utama PT PLN EPI, Iwan Agung Firstantara mengatakan, perusahaan mencatat keberhasilan pengiriman biomassa sebesar 1,62 juta ton pada tahun 2024, dengan penurunan emisi karbon  mencapai 1,87 juta ton CO2. Target pengiriman tahun 2025 meningkat menjadi 3 juta ton untuk seluruh PLTU PLN Grup.

PLTU Tidore di Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara, menjadi salah satu lokasi penerapan co-firing biomassa. Setelah uji coba, cangkang sawit yang bersumber dari perkebunan sawit di kepulauan sekitarnya, dipilih sebagai jenis biomassa yang sesuai. PT BIN memanfaatkan limbah cangkang sawit dari pabrik kelapa sawit (PKS) milik sister company mereka, PT Gelora Mandiri Membangun, untuk mendukung teknologi ini.

"Dengan inovasi seperti ini, kami tidak hanya memperkuat sistem energi berbasis lokal, tetapi juga berkontribusi signifikan pada pencapaian target bauran EBT nasional sebesar 23% pada 2025," kata Iwan dalam keterangannya dikutip Ahad (6/4).

Program co-firing ini mencerminkan upaya PLN untuk memberikan manfaat ekonomi langsung kepada masyarakat sekitar melalui pemanfaatan limbah yang bernilai tambah.

Ia juga menambahkan kolaborasi dan kerjasama dengan PT BIN merupakan kolaborasi strategis untuk bisa mendukung keberlanjutan energi di Maluku Utara dengan extra effort pada penggunaan sarana transportasi kapal laut untuk mengatasi tantangan kondisi geografis di Maluku yang merupakan kepulauan.

Ketut Adi Laskito dari PT BIN menyatakan dukungan penuh terhadap program pemerintah. “Kami mendukung pengurangan energi fosil dan peningkatan EBT untuk menekan emisi GRK dan mewujudkan NZE”, ujarnya.

Dengan langkah ini, PT BIN tidak hanya mendukung transisi energi bersih tetapi juga memberikan solusi ekonomi untuk memanfaatkan limbah kelapa sawit secara maksimal. “Kami berharap kerja sama jangka panjang dengan PLN EPI dan PLTU Tidore dapat terus berkembang,” jelasnya.

Ia menambahkan, pengiriman pasokan cangkang sawit ke PLTU Tidore memiliki beberapa tantangan tersendiri. Lokasi PLTU dan Tidore yang terletak di kepulauan membutuhkan akses transportasi laut.

Tak hanya itu, produksi cangkang sawit sangat bergantung pada cuaca. Hal ini membuat pasokan cangkang sawit yang didapat dari limbah hasil produksi jadi fluktuatif dan tidak menentu.

Dikarenakan dua faktor tersebut ditambah dengan terbatasnya transportasi kapal, PT BIN menerapkan metode ‘tumpang’ atau joint cargo transportation. Kapal tak hanya memuat pasokan cangkang sawit tetapi juga komoditas lain, yaitu Palm Kernel atau inti buah sawit yang akan dikirim ke Jawa Timur sebesar 1.500 ton.

Namun apabila pasokan dari PT BIN terus meningkat secara kapasitas sesuai dengan kebutuhan dari PLTU PLN yang semangkin meningkat, tidak menutup kemungkinan akan mengirim dari sumber lain serta menggunakan dedicated shipping tidak seperti yang dilakukan sekarang.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :