https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

13 Perusahaan di Kalsel Teken Komitmen Penerapan Integrasi Sapi–Sawit

13 Perusahaan di Kalsel Teken Komitmen Penerapan Integrasi Sapi–Sawit

Integrasi peternakan sapi perah dan sawit di Kalimantan Selatan. Foto: MC Kalsel


Banjarbaru, elaeis.co – Integrasi peternakan sapi di lahan perkebunan sawit di Kalimantan Selatan (kalsel) terus didorong. Pola ini dinilai membawa manfaat ganda. Selain menambah pasokan daging nasional, sistem integrasi juga bisa menekan biaya pengadaan pupuk dan perawatan kebun sawit.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalsel, Suparmi, menyebutkan bahwa lahan perkebunan di wilayah tersebut sangat luas dan memiliki potensi besar untuk mendukung program integrasi sapi-sawit.

“Kami berinisiatif untuk memanfaatkan secara maksimal semua sumber daya lahan, baik itu lahan perkebunan, lahan tanaman pangan, maupun lahan pemutaran, yang bisa dimanfaatkan untuk pangan. Begitu juga lahan bekas ekstraksi tambang,” kata Suparmi dalam keterangan tertulis Ditjen PKH Kementan dikutip (31/8).

Dia menjelaskan, dari total 16,38 juta hektar kebun sawit di Indonesia, sekitar 4,4 juta hektar direkomendasikan untuk program Sistem Integrasi Sapi-Kelapa Sawit (SISKA). Potensi ternak sapi yang bisa ditampung di perkebunan sawit diperkirakan mencapai 2,2 juta ekor.

Di Kalsel sendiri, luas perkebunan sawit tercatat mencapai 504 ribu hektar. Dari jumlah tersebut, sekitar 86 persen dikelola perusahaan swasta dan BUMN, sementara sisanya dimiliki pekebun rakyat.

“Hingga kini, sebanyak 13 perusahaan perkebunan sawit di Kalsel telah menandatangani komitmen penerapan SISKA. Pemerintah menargetkan program ini segera dapat berjalan di lapangan,” sebutnya.

Potensi integrasi sapi–sawit di wilayah ini terus didorong sebagai bagian dari upaya mendukung swasembada daging dan efisiensi biaya pada perkebunan.

Direktur Pakan Kementerian Pertanian, Tri Melasari, mengapresiasi langkah Pemprov Kalsel menggandeng perusahaan sawit untuk menggalakkan SISKA. Ia menyebut integrasi sapi dengan sawit bukan hanya bermanfaat untuk peternakan, tetapi juga memberi dampak pada ekonomi masyarakat.

“Ini menjadi momen penting untuk menguatkan sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” kata Tri.

Dia menambahkan, kehadiran sapi di kebun sawit membawa dampak efisiensi pemeliharaan kebun. “Dengan adanya sapi di kebun kelapa sawit, dapat mengurangi biaya pupuk dan herbisida kurang lebih 30 persen,” bebernya.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :