https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

1.741 Petani Swadaya Raih ISPO Berkat Pendampingan Perusahaan Sawit

1.741 Petani Swadaya Raih ISPO Berkat Pendampingan Perusahaan Sawit

Petani swadaya Jambi raih ISPO dibantu perusahaan sawit. foto: dok. Wilmar


Jakarta, elaeis.co - 1.741 petani kelapa sawit swadaya di Provinsi Jambi berhasil mendapatkan sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) berkat pendampingan oleh PT Agrindo Indah Persada (AIP), anak usaha Wilmar Group.

Peran perusahaan dalam pendampingan dan penguatan kelembagaan diakui oleh para petani. Manager Koperasi Perkasa Nalo Tantan (KPNT) Ahmad Fahmi mengatakan, perusahaan telah mendampingi anggota koperasi mengikuti tahapan sertifikasi ISPO sejak 2017. "Pada tahun 2019 kami berhasil meraih sertifikat yang bersifat mandatory tersebut," jelasnya dalam rilis media, kemarin.

Capaian itu menjadikan KPNT sebagai koperasi petani swadaya pertama di Jambi yang mengantongi sertifikat ISPO. Hingga saat ini mereka telah mempertahankan sertifikat ISPO selama empat tahun berturut-turut.

“PT AIP telah mendampingi kami sejak awal. Dari mempersiapkan administrasi, membina dan melatih, mendukung pembiyaan, hingga kami meraih sertifikat ISPO,” paparnya.

Hingga saat ini PT AIP telah mendampingi 909 petani anggota KPNT dengan luas lahan mencapai 3.328 hektare (ha). KPNT juga menjadi koperasi petani swadaya pertama di Indonesia yang menerima dana hibah dari pemerintah sebesar Rp 3,3 miliar, dan satu unit excavator senilai Rp 1,8 miliar dalam Program Sarana dan Prasarana (sarpras) dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Senada, Ketua Koperasi Tanjung Sehati Lestari (KTSL) Jalal Sayuti mengakui adanya dampak positif dari pendampingan perusahaan yang telah dilakukan sejak 2022. 

Di antaranya adalah membantu pendampingan sehingga pada pada tahun yang sama anggota koperasi berhasil meraih ISPO. Saat ini KTSL beranggotakan 832 petani yang mengelola kebun kelapa sawit seluas 1.355 ha.

Dengan ISPO, anggota koperasi memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai administrasi koperasi, pengelolaan kebun berkelanjutan, pengelolaan areal bernilai konservasi, dan pemahaman mengenai skema perbedaan penjualan harga tandan buah segar (TBS).

"Dengan pendampingan dari perusahaan, kami dapat memenuhi kaidah-kaidah berkelanjutan sehingga berdampak pada kesejahteraan petani," ujar dia. 

Menurut Manager Pembelian TBS PT AIP Junaedi, pihaknya telah menerapkan transparansi skema harga perlakuan yang adil bagi koperasi petani swadaya yang telah bersertifikat ISPO dan Non-ISPO. 

Dalam skema itu juga diterapkan skema harga berbasis mutu TBS. Selain itu juga diberlakukan jaminan penerimaan TBS petani jangka panjang melalui pola hubungan yang saling menguntungkan kedua pihak. 

"Kami sangat concern dengan kesejahteraan petani karena mereka adalah salah satu mitra utama perusahaan," kata Junaedi.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :