Berita / Serba-Serbi /
1,3 Ton Uang Kertas Rusak Dijadikan Bahan Bakar Pabrik CPO
Uang kertas tidak layak edar yang sudah diolah jadi LRUK digunakan untuk bahan bakar pengolahan CPO. foto: BI
Pangkalpinang, elaeis.co - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menjalin kerja sama dengan PT Bangka Agro Mandiri (BAM) terkait pemanfaatan Limbah Racik Uang Kertas (LRUK).
Uang kertas yang rusak itu dijadikan sebagai bahan bakar di pabrik pengolahan minyak sawit atau CPO. Pemanfaatan seperti ini merupakan kali pertama dilakukan di Indonesia.
Deputi Kepala Perwakilan BI Babel, Nurfadilah mengatakan, penandatanganan perjanjian kerja sama ini dilakukan di pabrik PT BAM di Desa Pinang Sebatang, Kecamatan Simpang Katis, Kabupaten Bangka Tengah.
"Penandatangan dilakukan oleh Faturachman Kepala Perwakilan BI Babel periode 2023 yang didampingi oleh Rommy Sariu Tamawiwy Kepala Perwakilan BI Babel periode 2024 dengan Fidah Hasan selaku Direktur Utama PT Bangka Agro Mandiri," katanya dalam keterangan pers, Selasa (16/1).
Ia menjelaskan, dalam penggunaannya sebagai bahan bakar, uang kertas tidak layak edar dicampur dengan cangkang sawit dan kulit sawit yang telah dijadikan fiber.
Uang kertas yang digunakan sebagai bahan baku pengolahan CPO merupakan jenis Uang Tidak Layak Edar (UTLE) yang telah melalui tahap penyortiran. Kemudian, Bank Indonesia terlebih dahulu melakukan pemusnahan nilai mata uang dengan cara dipotong kecil-kecil menggunakan mesin racik uang sehingga menjadi LRUK.
Pada tahap pertama telah dilakukan pengiriman uang kertas rusak sebanyak 75 karung dengan berat 1.370 kg. "Itu merupakan akumulasi pengolahan 2 bulan terakhir. Sebelum adanya kerja sama ini, pengelolaan LRUK dilakukan secara langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau landfill," ujarnya.
Metode tersebut dinilai belum mendukung upaya pembangunan rendah karbon serta adanya potensi pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, melalui program BI Hijau, maka dilakukan pemanfaatan LRUK yang berdaya guna bagi peningkatan ekonomi melalui metode Waste to Energy (WTE).
"Program BI Hijau bertujuan mendukung upaya pembangunan rendah karbon serta environmental sustainability sesuai inisiatif global dan nasional. Hal ini selaras dengan program yang dicanangkan oleh Pemkot Pangkalpinang untuk menciptakan wilayah yang sehat, bersih dan rapi," katanya.







Komentar Via Facebook :