https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Ratusan Hektar Kebun Sawit di Luwu Utara Terendam Banjir. Tanaman Muda Mati. Belum Ada yang Perduli

Ratusan Hektar Kebun Sawit di Luwu Utara Terendam Banjir. Tanaman Muda Mati. Belum Ada yang Perduli

Sebahagian kebun sawit yang terendam banjir. foto: ist


Luwu Utara, elaeis.co - Para petani sawit di Desa Pute Mata, Petta Landung, Girikusuma, Malangke dan Pattimang, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) ini, tak tahu lagi mau ngomong apa. 

Soalnya sudah sejak April lalu hingga sekarang, banjir telah merendam tanaman kelapa sawit mereka. Tanaman yang baru berumur dua tahun, dipastikan mati semua. 

Petani sawit sedang panen. foto: ist

"Punya saya sendiri lebih satu hektar tanamannya mati. Yang bertahan hidup hanya tanaman yang saya tanam tahun 2011 silam," cerita Baharuddin Batjo Ruseng, salah seorang petani sawit di Desa Pattimang, saat berbincang dengan elaeis.co, kemarin. 

Matinya tanaman sawit muda itu kata lelaki 52 tahun ini lantaran tinggi air yang membanjiri daerahnya mulai dari setinggi lutut hingga sedada. 

"Bulan Oktober lalu, banjir sempat kering. Tapi hanya sekitar dua minggu. Lepas itu, sudah menggenang lagi sampai sekarang," terangnya. 

Memang kata ayah tiga anak ini, saban tahun lima desa tadi selalu kebanjiran. Tapi paling hanya di bulan April dan Mei. Tapi tahun ini, banjir benar-benar betah di lima desa itu.

Semua itu terjadi lantaran sejak April lalu, tanggul Sungai Baliase jebol. Jebolnya tanggul sungai besar itu membikin aliran dua sungai kecil seperti Sungai Masamba dan Sadulemo melimpah dan membanjiri desa-desa yang ada.

"Lima desa inilah yang paling parah. Enggak tahu lagi kami mau berbuat apa. Saya sendiri sudah dua bulan tak ke kebun. Kalau pun panen, sudah harus naik perahu dan ini kali pertama panen pakai perahu," ujarnya. 

Gara-gara kondisi seperti itu, tarif panen yang tadinya Rp250 perkilogram, menjadi Rp400 per kilogram. "Biasanya waktu panen hanya sehari, sekarang dua hari," Guru Matematika SMPN 1 Malangke ini mengeluh. 

Baharuddin pun berharap agar pemerintah segera turun tangan menanggulangi tanggul yang jebol itu. Harapan ini sama seperti yang diungkapkan oleh Ketua DPD Apkasindo Luwu Utara, Rafiudin. 

"Kami juga berharap uluran tangan dari semua pihak untuk membantu para petani yang kini sudah sangat kesulitan," pinta Rafiudin.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Luwu Utara, Arifuddin, menyebut, luas kebun kelapa sawit yang terendam banjir di lima desa tadi mencapai hampir 500 hektar. 

"Di Desa Pattimang 300 hektar, Malangke dan Pute Mata masing-masing 50 hektar, Pettalandung 45 hektar dan Girikusuma 30 hektar," dia merinci. 

Informasi yang didapat oleh elaeis.co, meski sudah 8 bulan petani sawit kebanjiran, tapi belum ada siapapun yang datang mengulurkan tangan demi meringankan derita yang dirasakan oleh para petani sawit itu. 


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :