https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Pekebun Sawit di Bengkulu Minta Buruh Tidak Memaksakan Kenaikan Upah

Pekebun Sawit di Bengkulu Minta Buruh Tidak Memaksakan Kenaikan Upah

Petani memetik TBS kelapa sawit matang di Bengkulu. Foto: Doc Elaeis


Bengkulu, Elaeis.co - Di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil, pekebun sawit di Bengkulu mengajukan permohonan kepada para buruhnya untuk tidak memaksakan diri dalam menuntut kenaikan upah. Hal ini disebabkan oleh lonjakan harga pupuk kimia yang tinggi serta penurunan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang terus menerus.

Menurut Bambang Suryanto, seorang pekebun sawit di Bengkulu yang juga pengurus kelompok tani, kondisi saat ini sangat menantang bagi para pekebun sawit. Sehingga sangat tidak mungkin pihaknya menaikkan upah buruh kelapa sawit.

"Kami memahami keinginan para buruh untuk mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik, namun saat ini kami juga harus mempertimbangkan kondisi ekonomi yang sulit," ujar Bambang, Jumat 10 Mei 2024.

Baca Juga: Buruh Perkebunan Sawit di Bengkulu Minta Kenaikan Upah

Bambang mengatakan, penurunan harga TBS kelapa sawit merupakan salah satu faktor utama yang membuat pendapatan para pekebun menurun drastis. Jika harga TBS kelapa sawit naik, maka kenaikan upah bukanlah hal yang mustahil dilakukan oleh pihaknya.

"Harga TBS yang terus merosot membuat kami sulit untuk menghasilkan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk menaikkan upah buruh kebun," tambah Bambang.

Sementara itu, harga pupuk kimia yang terus meningkat juga memberikan tekanan tambahan bagi para pekebun. Sehingga biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan pemasukan yang diperoleh.

"Kami harus membeli pupuk dengan harga yang lebih tinggi namun hasil panen yang kami dapatkan tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan," ungkap Bambang.

Baca Juga: Konflik Petani Sawit di Bengkulu Ancam Pabrik Kelapa Sawit

Dalam situasi seperti ini, para pekebun berharap agar buruh-buruhnya dapat memahami kesulitan yang mereka hadapi. Sebab bagaimanapun kenaikan upah harus diikuti oleh kenaikan harga TBS kelapa sawit.

"Kami tidak ingin menolak hak-hak buruh, namun kami juga berharap agar mereka dapat bersikap bijaksana dalam menuntut kenaikan upah," kata Bambang.

Meskipun demikian, tidak semua buruh sepakat dengan permohonan tersebut. Sebab menurut mereka buruh juga memiliki keluarga yang harus dihidupi.

Baca Juga: Banyak Petani Sawit di Bengkulu Masih Konsumsi Rokok Ilegal

"Kami mengerti kesulitan yang dihadapi para pekebun, namun kami juga harus memikirkan kesejahteraan keluarga kami. Kenaikan upah sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ungkap Slamet, salah seorang buruh sawit di Bengkulu.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :