Berita / Bisnis /
Minyak Sawit Perkasa di Pasar Global, Ekspor CPO RI Meroket hingga 37,36%
Jakarta, elaeis.co - Kinerja ekspor Indonesia kembali mencatat tren menguat di tengah tekanan ekonomi global. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru yang menunjukkan bahwa minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunannya kembali menjadi penyelamat neraca dagang nasional.
Sepanjang Januari–September 2025, ekspor komoditas lemak dan minyak hewani/nabati, termasuk CPO melonjak 37,36% atau setara peningkatan nilai sebesar US$6,90 miliar.
Kinerja impresif CPO tersebut sekaligus menegaskan posisi Indonesia sebagai produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di dunia. Dorongan permintaan kuat dari negara mitra utama seperti India, Tiongkok, dan Uni Eropa membuat ekspor sawit menjadi mesin utama pendorong surplus perdagangan nasional.
BPS mencatat, nilai ekspor Indonesia pada September 2025 mencapai US$24,68 miliar, tumbuh 11,41% year-on-year (yoy).
Secara kumulatif, periode Januari–September 2025, ekspor nasional mencapai US$209,81 miliar, naik 8,14% dibandingkan periode sama tahun lalu. Dari angka tersebut, ekspor nonmigas menjadi penyumbang terbesar dengan nilai US$199,77 miliar, tumbuh 9,57%.
Menariknya, hampir seluruh komoditas ekspor nonmigas mengalami pertumbuhan, kecuali bahan bakar mineral yang anjlok 20,39% akibat penurunan harga batu bara global. Di sisi lain, performa gemilang CPO berhasil menutup penurunan sektor pertambangan dan menjaga neraca dagang tetap sehat.
Penguatan ekspor sawit juga sejalan dengan meningkatnya kebutuhan minyak nabati dunia. Konsumsi pangan, oleokimia, hingga energi terbarukan berbasis biofuel terus memperluas pasar CPO Indonesia.
“Permintaan CPO dari India, Tiongkok, dan Eropa mendongkrak nilai ekspor minyak nabati Indonesia sepanjang 2025,” catat BPS, Selasa (4/11).
Dari sisi negara tujuan ekspor nonmigas, Tiongkok masih mendominasi dengan nilai US$46,47 miliar, disusul Amerika Serikat sebesar US$23,03 miliar, dan India US$14,02 miliar. Ketiga negara tersebut menyumbang 41,81% terhadap total ekspor nonmigas RI.
Jika melihat sektor produksi, ekspor industri pengolahan naik 17,02%, sementara ekspor sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan melonjak 34,33%. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan serapan produk primer berkelanjutan, termasuk CPO berstandar keberlanjutan.







Komentar Via Facebook :