Berita / Nusantara /
Mau Buat Biochar dari Limbah Sawit? Begini Langkah Mudah Produksinya
Produk biochar siap pakai. Foto: BPDP
Jakarta, elaeis.co – Limbah kelapa sawit sering kali jadi masalah klasik di kebun. Tandan kosong kelapa sawit (TKKS), cangkang, dan serat-serat lainnya menumpuk begitu saja, bikin lahan makin sempit dan rentan jadi sumber pencemaran.
Tapi buat petani yang jeli, limbah ini bukan sekadar sisa produksi karena bisa diolah menjadi biochar, arang organik yang ampuh memperbaiki kualitas tanah dan menghemat pupuk. Dan yang lebih menarik, cara membuatnya tidak sesulit yang dibayangkan.
TKKS atau cangkang adalah pilihan ideal untuk biochar karena mudah dikeringkan. Setelah dikumpulkan, bahan ini harus dijemur dulu. Semakin kering, semakin baik, karena kadar air yang rendah membantu proses pembakaran tanpa oksigen berjalan optimal. Seperti yang disebutkan dalam jurnal Universitas Tanjungpura, bahwa kadar air tinggi dapat menurunkan rendemen biochar dan memperpanjang waktu pirolisis secara signifikan.
Setelah kering, bahan dihancurkan jadi ukuran kecil agar panas bisa menyebar merata saat dibakar. Proses selanjutnya adalah pirolisis pemanasan bahan organik dalam kondisi minim oksigen. Di sinilah limbah berubah jadi biochar.
Bahan dimasukkan ke tungku tertutup dan dipanaskan pada suhu antara 500–700 derajat Celsius selama 1 hingga 2 jam. Hasilnya? Biochar hitam pekat yang ringan, berpori, dan siap jadi penyelamat tanah.
Peneliti dari ResearchGate mencatat bahwa pirolisis TKKS pada suhu 550°C selama 75 menit menghasilkan biochar dengan rendemen sekitar 27%, sedangkan cangkang sawit bahkan bisa mencapai 31%.
“Suhu tinggi memang menurunkan rendemen, tapi meningkatkan kestabilan karbon yang dihasilkan,” tulis tim peneliti dalam laporan mereka tahun 2023.
Begitu proses selesai, biochar didinginkan dalam ruang tertutup. Ini penting agar karbon tidak teroksidasi dan kualitas arangnya tetap stabil. Setelah itu, biochar bisa diayak, diuji pH-nya yang biasanya mencapai 10 ke atas dan dikemas.
Menurut modul pelatihan dari UPN Veteran Yogyakarta, biochar sangat efektif memperbaiki tanah masam dan menahan unsur hara, menjadikannya pupuk organik yang ideal bagi petani sawit maupun hortikultura.
WasteX Indonesia juga menyebutkan bahwa biochar mampu menekan penggunaan pupuk kimia hingga 30% dan meningkatkan efisiensi irigasi karena daya serap airnya tinggi.
“Biochar adalah teknologi yang bisa diadopsi petani kecil dengan biaya rendah namun dampak yang signifikan terhadap produktivitas,” tulis mereka dalam artikelnya.
Buat petani, ini bukan sekadar soal olahan limbah. Tapi soal merawat tanah, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia mahal, dan ikut menjaga lingkungan.
Jadi, limbah sawit mau diapakan? Mau dibiarkan membusuk atau diolah jadi biochar yang membawa manfaat panjang?






Komentar Via Facebook :