Berita / Sumatera /
Limbah Cair Sawit Bisa Bantu Atasi Defisit Daya dan Kelangkaan Elpiji
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Bengkulu, Diarwin. Foto: Ist.
Bengkulu, elaeis.co - Limbah cair minyak kelapa sawit atau biasa dikenal dengan palm oil mill effluent (POME) bisa dimanfaatkan oleh pabrik kelapa sawit (PKS) untuk pembangkit listrik.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Bengkulu, Diarwin, mengatakan, beberapa PKS di Bengkulu saat ini sudah memanfaatkan limbah ini menjadi penggerak pembangkit listrik.
"Banyak limbah cair sawit di Bengkulu belum dimanfaatkan, padahal itu bisa untuk menghasilkan energi listrik," katanya, kemarin.
Menurutnya, PKS harus mampu melakukan inovasi dan kreasi untuk melihat peluang serta mengubah limbah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, salah satunya energi listrik.
"Potensi limbah cair sawit cukup banyak, bisa dioptimalkan untuk menambah ketersediaan pasokan energi listrik di daerah," sebutnya.
Ia menjelaskan, untuk mendapatkan energi listrik, limbah cair sawit terlebih dahulu diubah menjadi biogas. Biogas inilah nantinya digunakan untuk menggerakkan pembangkit listrik.
"Jadi, biogas yang dihasilkan dari limbah PKS tersebut dipakai untuk memenuhi kebutuhan listrik PKS," tuturnya.
Ia mengatakan, optimasi pemanfaatan biogas perlu dilakukan agar kelebihan biogas di PKS tidak terbuang sia-sia. Alternatif pertama yang dapat dilakukan adalah memasang instalasi pendukung agar biogas dapat dikonversi menjadi energi listrik dan didistribusikan ke lingkungan perumahan sekitar PKS atau lintas daerah. Hal ini dapat menjadi salah satu solusi kekurangan daya listrik di Bengkulu.
"Potensi energi listrik dari biogas sawit yaitu 72 MWh/ hari, dapat didistribusikan ke lebih dari 3.500 rumah. Hal ini berdasarkan perkiraan konsumsi energi listrik perumahan yang berkisar 20 kWh/ hari," paparnya.
Alternatif pemanfaatan yang kedua adalah distribusi biogas sebagai pengganti gas tabung elpiji atau kayu bakar dalam aktivitas memasak di rumah tangga. Di beberapa daerah di Bengkulu masih ditemukan warga yang menggunakan kayu untuk memasak karena kendala pada pendistribusian gas elpiji.
"Secara geografis lokasi PKS di Bengkulu berada di daerah terpencil, maka bisa menyalurkan biogas bagi penduduk yang tinggal di sekitarnya yang tidak terjangkau distribusi gas elpiji. Biogas bisa menjadi alternatif pada daerah di pelosok," tutupnya.







Komentar Via Facebook :