https://www.elaeis.co

Berita / Bisnis /

Lengkap! Begini Perjalanan Harga CPO Sepanjang 2025

Lengkap! Begini Perjalanan Harga CPO Sepanjang 2025


Jakarta, elaeis.co – Pergerakan harga crude palm oil (CPO) sepanjang 2025 bisa dibilang penuh tikungan tajam. Dari awal tahun yang panas dengan harga tinggi, hingga akhir tahun yang tertekan oleh stok dan perubahan arus ekspor, pasar sawit global menjalani fase naik-turun yang cukup kontras.

Berdasarkan data Bursa Malaysia, harga CPO pada 24 Desember 2025 ditutup di level MYR 4.037 per ton. Angka ini menandai penurunan signifikan dibandingkan puncak harga yang sempat terjadi di kuartal pertama 2025, ketika pasar dibayangi kekhawatiran pasokan.

Awal tahun dibuka dengan kondisi pasar yang ketat. Pada Januari hingga Februari, harga CPO bergerak dari kisaran MYR 4.300 hingga menembus MYR 4.600 per ton. Tekanan pasokan menjadi pemicu utama. 

Produksi CPO dan PKO Indonesia hingga Februari tercatat turun 6,3 persen secara tahunan menjadi 8,33 juta ton, sementara konsumsi dalam negeri justru meningkat. Di saat yang sama, ekspor melonjak tajam.

Februari menjadi titik krusial ketika ekspor Indonesia mencapai 2,80 juta ton, naik hampir 850 ribu ton dibandingkan Januari. 

Negara-negara seperti India, Pakistan, China, dan Uni Eropa menyerap volume besar dalam waktu singkat. Stok nasional pun turun drastis dari 2,94 juta ton menjadi 2,25 juta ton. Pasar membaca situasi ini sebagai ancaman kelangkaan, dan harga bertahan tinggi.

Puncak harga terjadi pada Maret. Kontrak CPO di Bursa Malaysia (FCPO) menyentuh MYR 4.576 per ton, bahkan sempat mencapai MYR 4.625. Kenaikan ini lebih didorong oleh kondisi fisik pasar, bukan sekadar spekulasi.

Namun, arah berubah memasuki April. Produksi dan ekspor mulai kembali normal, membuat premi kelangkaan perlahan menghilang. Harga terkoreksi ke kisaran MYR 4.000–4.100 per ton. Mei dan Juni bergerak relatif datar, tanpa katalis kuat, seiring pasokan dan pengiriman yang stabil.

Harapan sempat muncul pada Juli dan Agustus ketika harga kembali menguat hingga mendekati MYR 4.500. Namun, kenaikan ini tidak bertahan lama. Memasuki September, pasar dikejutkan oleh lonjakan stok meski produksi dan ekspor melemah. Sinyal kelebihan pasokan mulai jelas terlihat.

Kuartal akhir menjadi fase tekanan. Dari pertengahan Oktober hingga akhir November, harga CPO merosot tajam. Penundaan ekspor Indonesia menjelang perubahan pajak ekspor Desember turut menambah tekanan psikologis pasar. Saat beban ekspor dipangkas dan pasokan tertahan mulai mengalir kembali, harga pun kian tertekan.

Sepanjang 2025, perjalanan harga CPO mencerminkan dinamika klasik pasar komoditas: ketakutan akan kelangkaan di awal tahun, stabilisasi di pertengahan, lalu bayang-bayang stok berlebih di penghujung tahun.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :