https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Komunikasi dengan PalmCo Sudah Terbangun Kembali, tapi Sejumlah PR Mesti Diselesaikan Aspek-PIR Jambi

Komunikasi dengan PalmCo Sudah Terbangun Kembali, tapi Sejumlah PR Mesti Diselesaikan Aspek-PIR Jambi

Teks Foro: Aspek-PIR Jambi dan PTPN IV PalmCo Regional IV terus membangun komunikasi yang intensif untuk berbagai bidang, termaauk Program PSR.(Foto: ist)


Jambi, elaeis.co - Roy Asnawie merasa bersyukur komunikasi yang baik mulai kembali terbangun antara para petani pola perkebunan inti rakyat (PIR) dengan pihak manajemen PTPN IV PalmCo Regional IV Jambi.

"Setelah acara yang kemarin, komunikasi kami dengan PTPN mulai kembali lancar," kata Ketua DPD I Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR (Aspek-PIR) Indonesia Provinsi Jambi ini kepada elaeis.co, Selasa (26/3/2024).

Adapun acara yang dimaksud Roy Asnawie adalah acara bimbingan teknis (bimtek) terkait program peremajaan sawit rakyat (PSR) pola kemitraan yang diselenggarakan di kota Jambi, Rabu (6/3/2024).

Acara yang dihadiri ratusan petani dan pengurus Aspek-PIR dari berbagai provinsi itu mengangkat tema "Pemberdayaan Petani Melalui Peremajaan Sawit Rakyat Kolaborasi dan Berkelanjutan".

"Jadi, setelah acara itu, mulai sibik kembalilah kami para petani PIR Trans ini untuk bernegosiasi kembali dengan pihak PTPN untuk membicarakan bagaimana teknis pelaksanaan Program PSR," ucap Roy Asnawie.

Pihaknya pun akan membicarakan berbagai kerjasama dengan PTPN di Jambi perihal berbagai isu yang selama ini selalu terhambat.

"Selama ini kurang mulus kerjasama di antara kami. Ini yang harus diperbaiki," kata dia.

Sejumlah problem lain yang menanti untuk dipecahkan bersama, kata Roy, misalnya soal harga pembelian tandan buah segar (TBS) produksi petani PIR Trans oleh PTPN yang selalu mengacu pada dinamika pasar.

"Harga TBS kami enggak pernah mengacu pada penetapan pihak Disbun Jambi. Mereka selalu mengacu pada harga pasar," kata Roy.

Kemudian, Aspek-PIR Jambi juga bakal menegosiasikan soal potongan wajib yang dikenakan pihak PTPN terhadap TBS milik petani PIR Trans.

"Dan soal potongan wajib ini, petani benar-benar terjebpit. Sebab, selain dikenakan potongan wajib di pabrik, petani juga dikenakan potongan di masing-masing KUD mereka serta dari aparat desa," ungkap Roy.

Aspek-PIR Jambi, kata dia, akan mencoba bernegosiasi kembali mengenai masalah jadwal pembayaran hasil pembelian harga TBS oleh pihak PTPN ke petani.

"Selama ini TBS petani dibayarkan dua minggu sekali. Ini cukup lama, mengingat petani sawit PIR Trans hanya punya kebun sawit seluas dua hektar atau satu kavling," ucap Roy.

Kemudian, pihaknya pun berupaya agar jalinan kemitraan antara berbagai KUD dan PTPN bisa terjalin kembali secara sehat.

"Itu di kawasan Sungai Bahar ada sekitar 20 sampai 22 KUD, taoi kemitraan yang terbangun hanya denhan satu atau dua KUD," kata Roy.

Ia bilang, kesalahan tidak melulu ada di pihak PTPN, melainlan juga di para pengurus KUD yang tidak menjalankan tugas dengan baik.

"Tahulah petani sekaligus pengurus KUD ini, kadang mau untung sendiri. Nadi, aoa namanya itu, kiri kanan sudah rusaklah semua itu" ujar Roy.

Pihaknya optimis semua problem tersebut bisa dicarikan jalan keluarnya. Apalagi, kata Roy, tanda-tanda keterbukaan komunikasi yang konstruktif sudah ditunjukan PTPN pascakegiatan beberapa waktu yang lalu.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :