Bangka Barat, elaeis.co - Menjadi petani sawit masih menjanjikan masa depan mengingat tingginya permintaan terhadap minyak nabati. Kemajuan yang ditorehkan perusahaan perkebunan skala besar melecut semangat para petani untuk mengembangkan kebun kelapa sawit.

Di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sudah berkembang banyak perkebunan sawit rakyat dan menjadi mata pencaharian sebagian masyarakat.

Salah seoorang warga Bangka Barat yang terus menekuni perkebunan kelapa sawit adalah Darminto. Untuk meningkatkan hasil kebunnya, pria berrusia 42 ini berniat untuk terus menambah luasan kebun kelapa sawitnya. Namun dia terbentur masalah modal.

Untunglah dia bisa mengakses program Pendanaan Usaha Mikro Kecil (PUMK) PT Timah Tbk untuk menambah modal demi mewujudkan rencananya.

"Saya mendapat informasi dari teman bahwa PT Timah mempunyai program permodalan untuk masyarakat. Syukur alhamdulilllah, permohonan saya disetujui PT Timah," jelasnya melalui keterangan resmi PT Timah Tbk, Jumat (18/11).

Berbekal modal itu, dia langsung membeli lahan untuk memperluas kebun sawitnya. "Saya belikan lahan seluas dua hektare, sekarang luas kebun saya sudah 6 hektare," kata Darminto.

"Dari tambahan lahan ini, usaha saya berkembang, setiap bulan mampu menghasilkan tandan buah segar (TBS) sawit sebanyak 3 ton yang dipanen dua minggu sekali. Sekarang saya memperkerjakan dua orang tenaga kerja," jelasnya.

Menurutnya kendala petani sawit adalah harga yang tidak stabil dan harga pupuk yang melambung tinggi. Koondisi itu membuat keuntungan petani menipis. Namun ia tetap bersyukur hasil dari hasil kebun sawit itu cukup untuk menafkahi keluarganya.

"Bahkan kebun saya juhga menjadi sumber nafkah kawan yang bekerja di sana," ujarnya.

Menurut Darminto program PUMK yang digulirkan PT Timah sangat membantu petani seperti dirinya. "Semoga PT Timah tambah maju sehingga program ini dapat dipertahankan," tutupnya.