https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Hujan Lebat di Bengkulu Hambat Petani Memanen TBS Kelapa Sawit

Hujan Lebat di Bengkulu Hambat Petani Memanen TBS Kelapa Sawit

Petani membawa hasil panen TBS kelapa sawit. Foto: Zuma


Bengkulu, Elaeis.co - Hujan lebat yang terus mengguyur wilayah di Bengkulu beberapa hari terakhir ini telah memberikan dampak yang signifikan bagi para petani kelapa sawit. Para petani di daerah ini melaporkan telah mengalami kesulitan dalam memanen Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit mereka. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan berkurangnya produksi minyak kelapa sawit yang menjadi komoditas utama daerah ini.

Salah seorang petani di Kabupaten Bengkulu Utara, Budi Santoso (45) mengungkapkan, kekhawatirannya terkait dampak hujan yang terus menerus menghambat proses panen kelapa sawit. 
"Hujan yang terus menerus membuat lahan menjadi berlumpur dan sulit diakses. Ini menghambat proses panen dan mengakibatkan kerugian bagi kami," ujar Budi, Selasa 16 April 2024.

Baca Juga: Harga TBS Kelapa Sawit di Bengkulu Utara Tetap Tinggi Pasca Lebaran

Menurut Budi, bukan hanya itu saja. Para petani di Bengkulu juga menghadapi tantangan dalam menjaga kualitas dan kuantitas TBS mereka karena kondisi cuaca yang tidak menentu. "Kondisi cuaca ekstrem seperti ini mempengaruhi kualitas dan kuantitas TBS. Hal ini bisa berdampak negatif pada pendapatan petani dan ekonomi lokal secara keseluruhan," tambah Budi.

Tidak hanya itu, harga TBS kelapa sawit pun diprediksi akan mengalami fluktuasi akibat cuaca buruk yang mengganggu proses panen. Hal ini menjadi kekhawatiran bagi para petani yang bergantung pada pendapatan dari hasil panen kelapa sawit mereka.
"Kami khawatir ini membuat harga TBS kelapa sawit berfluktuasi, kalau fluktuasinya naik tidak masalah, kalau turun jelas itu masalah bagi kami," pungkasnya.

Baca Juga: Keren, PKS di Seluma Berani Beli TBS Kelapa Sawit Dengan Harga Tinggi

Dampak hujan yang terus menerus juga dirasakan oleh para buruh panen kelapa sawit. Deden (29), salah seorang buruh panen di PT Alno mengungkapkan, hujan telah membuat sebagian kondisi kebun berlumpur dan sulit dilalui.
"Kami juga merasakan dampaknya. Kondisi lapangan yang berlumpur membuat kami sulit bergerak dan bekerja efisien. Ini berdampak pada penghasilan kami," ujar Deden.

Deden berharap agar cuaca segera membaik sehingga proses panen dapat berjalan lancar. Dirinya juga berharap agar pemerintah dapat memberikan solusi jangka panjang untuk mengatasi dampak buruk cuaca pada sektor pertanian, khususnya pada komoditas kelapa sawit.
"Dengan berbagai upaya dan kerjasama antara pemerintah dan para petani, diharapkan situasi ini dapat segera teratasi dan produksi kelapa sawit kembali pulih untuk mendukung perekonomian daerah Bengkulu," pungkasnya.


 

Komentar Via Facebook :