Berita / Pasar /
Harga Minyak Sawit Januari 2026 Diprediksi Mandek, CPO Nyaris Stagnan di Bawah RM4.000!
Jakarta, elaeis.co – Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) diprediksi bakal nyaris mandek di awal 2026. Meski permintaan diperkirakan meningkat, analis memperingatkan pergerakan harga CPO cenderung stagnan di bawah RM4.000 per ton.
Menurut Malaysian Palm Oil Council (MPOC), stok minyak sawit Malaysia yang mencapai 2,83 juta ton pada November, level tertinggi lebih dari enam tahun terakhir, jadi faktor utama yang menahan harga.
Baca Juga: Penelitian Baru IPB: Biodiesel Sawit Jadi ‘Jaring Pengaman’ Harga CPO
“Harga minyak sawit juga tertekan sentimen global yang melemah, diperparah pasokan yang melimpah di Malaysia,” ujar MPOC dalam keterangan resmi.
MPOC memperkirakan harga CPO sepanjang Januari akan berada di kisaran RM3.800–RM4.100 per ton, alias nyaris stagnan dari posisi sekarang yang sedikit di bawah RM4.000. Kondisi ini bikin pengusaha dan pedagang minyak sawit mesti siap-siap, karena ruang kenaikan harga sangat terbatas.
Meski begitu, kabar baiknya, harga yang relatif “murah” justru bisa bikin minyak sawit Malaysia lebih bersaing dibandingkan minyak nabati lain, seperti minyak kedelai. MPOC memprediksi permintaan global bisa terdongkrak, terutama dari India.
Di Negeri Bollywood, musim pernikahan yang bakal berlangsung kuartal pertama 2026 diprediksi meningkatkan impor minyak sawit, sekaligus jadi peluang bagi Malaysia untuk mendongkrak ekspor.
Selain India, momentum permintaan juga muncul dari perayaan besar dunia, termasuk Tahun Baru Imlek dan bulan Ramadhan.
Sayangnya, ekspor Malaysia pada November lalu melemah karena Uni Eropa menunda penerapan regulasi deforestasi selama 12 bulan. Penundaan ini membuat importir Eropa enggan menimbun stok secara besar-besaran dalam waktu dekat.
Dengan kombinasi stok melimpah, tekanan harga global, dan dinamika pasar musiman, MPOC menilai harga CPO awal 2026 akan cenderung stabil, alias “mandek” dengan kenaikan minimal.
Bagi pedagang dan konsumen, situasi ini bisa jadi pedang bermata dua yaitu harga relatif terjangkau tapi potensi cuan terbatas. Sementara itu, peluang tetap ada bagi pasar yang agresif mengejar permintaan global yang diprediksi meningkat.







Komentar Via Facebook :