https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Gaspol Hilirisasi! Pemerintah Incar Rp 1.000 Triliun dari Sawit di Tahun 2029

Gaspol Hilirisasi! Pemerintah Incar Rp 1.000 Triliun dari Sawit di Tahun 2029

Putu Juli Ardika. foto: ist.


Jakarta, elaeis.co – Pemerintah pasang target ambisius di sektor sawit. Nilai ekonomi dari seluruh kegiatan usaha sawit nasional ditargetkan tembus Rp 1.000 triliun pada tahun 2029, naik sekitar 29% dari realisasi tahun 2024 yang mencapai Rp 775 triliun.

Tak hanya itu, kontribusi industri sawit terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional juga diproyeksikan meningkat, dari 3,5% pada 2024 menjadi 4,25% pada 2029.

Untuk mewujudkan lompatan ini, pemerintah mendorong percepatan hilirisasi industri kelapa sawit, dengan penambahan ragam produk turunan dari 193 jenis pada 2023 menjadi 240 jenis produk pada 2029.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika, mengungkapkan bahwa hilirisasi adalah kunci untuk mengerek nilai tambah sawit nasional. Kini, arah hilirisasi mulai bergeser, dari yang sebelumnya fokus pada minyak, menuju pemanfaatan biomassa sawit untuk produk industri berteknologi tinggi.

“Dulu kita masih konsen di minyak, sekarang mulai ke biomassa. Ke depan kita masuk ke level yang lebih bagus, seperti kertas, kemasan, atau biodegradable plastic,” kata Putu Juli dalam sambutannya pada 3rd Technology and Talent Palm Oil Mill Indonesia (3rd TPOMI) Exhibition and Conference 2025 yang digelar di Bandung, Kamis (10/7).

Ia menjelaskan, nilai biomassa sawit yang selama ini hanya dihargai sekitar US$ 40–80 per ton, ke depannya bisa ditingkatkan menjadi US$ 100–800 per ton, tergantung olahan dan inovasi produk yang dihasilkan. Misalnya, biomassa yang diolah menjadi arang aktif atau super kapasitor memiliki nilai jual sangat tinggi dan bisa memasuki pasar ekspor berbasis teknologi.

Menurut Putu, arah baru hilirisasi ini sejalan dengan strategi nasional untuk mengurangi ekspor bahan mentah, meningkatkan ketahanan industri dalam negeri, dan sekaligus menjawab tuntutan global terhadap produk-produk berkelanjutan dan ramah lingkungan.

“Kalau kita bisa masuk ke produk hilir teknologi tinggi, kontribusi sawit terhadap PDB akan lebih besar, dan posisi Indonesia di pasar global akan semakin strategis,” ungkapnya.

Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah mendukung transformasi ekonomi Indonesia menuju negara industri maju berbasis inovasi dan keberlanjutan. Melalui hilirisasi yang terarah dan agresif, sawit bukan lagi sekadar komoditas ekspor, tapi mesin pertumbuhan ekonomi jangka panjang.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :