Berita / Nusantara /
Dapat Pendampingan Bea Cukai, PT Buana Tunas Sejahtera Ekspor Perdana Bungkil Sawit ke Malaysia
Petugas Bea Cukai memeriksa bungkil sawit yang akan diekspor ke Malaysia. foto: Humas DJBC
Jakarta, elaeis.co – Bea Cukai Nanga Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, kembali mencatat pelepasan ekspor produk turunan kelapa sawit berupa bungkil sawit atau palm kernel expeller (PKE) ke Kuching, Sarawak, Malaysia. Sebanyak 34 ton bungkil sawit dengan nilai mencapai Rp 52 juta diekspor oleh PT Buana Tunas Sejahtera.
Kepala Kantor Bea Cukai Nanga Badau, Henry Imanuel Sinuraya mengatakan, ekspor ini merupakan lanjutan dari upaya yang telah dilakukan sebelumnya dan menandai keinginan pertumbuhan perdagangan lintas negara di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.
“Keberlanjutan ekspor ini adalah hal yang sangat kami syukuri, dan kami berharap dapat mendorong pelaku usaha lainnya di Kecamatan Badau untuk ikut melakukan ekspor,” katanya dalam rilis Humas Ditjen Bea Cukai yang dikutip elaeis.co Sabtu (28/12).
Bungkil sawit, yang sering dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ternak dan briket, memiliki daya saing tinggi di pasar internasional. “Bahkan melalui bungkil sawit, kami mampu meningkatkan daya saing produk Indonesia khususnya wilayah kami, di pasar internasional,” ucap Henry.
Sebagai bagian dari dukungan terhadap kelancaran ekspor, Bea Cukai Nanga Badau telah melakukan berbagai langkah strategi, termasuk pendampingan intensif, kunjungan langsung ke perkebunan dan pabrik kelapa sawit, serta edukasi regulasi ekspor kepada pelaku usaha.
“Program Klinik Ekspor yang diinisiasi oleh Bea Cukai Nanga Badau juga memberikan manfaat besar bagi para pelaku usaha, khususnya PT Buana Tunas Sejahtera yang sukses melakukan ekspor perdana ini,” terangnya.
Ekspor bungkil sawit ini juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian negara. Dari kegiatan ekspor kali ini, negara memperoleh penerimaan sebesar Rp 6 juta melalui bea keluar dan Rp 13 juta dari pungutan ekspor produk sawit. Henry khawatir bahwa keinginan ekspor produk turunan kelapa sawit ini menunjukkan potensi ekonomi yang semakin berkembang di wilayah perbatasan.
“Keberlanjutan ekspor produk turunan kelapa sawit ini menunjukkan potensi ekonomi yang semakin berkembang di wilayah perbatasan,” tambahnya.
Beliau juga menggarisbawahi pentingnya sinergi antar instansi terkait dalam mendukung kelancaran ekspor dan memastikan terpenuhinya regulasi. Bea Cukai Nanga Badau sendiri berkomitmen untuk memberikan pelayanan ekspor tanpa biaya kepada para pelaku usaha guna mendorong pengembangan industri di kawasan perbatasan.
Dengan keberhasilan ekspor yang terus berlanjut, diharapkan sektor ekonomi di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia semakin berkembang. Langkah ini juga membuka peluang bagi lebih banyak pelaku usaha untuk berpartisipasi dalam perdagangan global, memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain penting di pasar internasional.







Komentar Via Facebook :