https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Tutup POSBUN, Ini Pesan Menyentuh Rektor ITSI Medan

Tutup POSBUN, Ini Pesan Menyentuh Rektor ITSI Medan

Rektor ITSI Medan, Purjianto, didampingi dua Wakil Rektor, yaitu Ika Ucha P Rangkuti dan Eka Bobby Febrianto,menanggalkan atribut sebagai tanda. Berakhirnya kegiatan POSBUN, Sabtu (21/9/2024). (Foto:


MEDAN, elaeis.co - Rektor Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) Medan, Purjianto, secara resmi menutup acara Pekan Orientasi Studi dan Perkebunan (POSBUN) di lapangan hijau milik kampus yang ada di kawasan Pancing tersebut, Sabtu (21/9/2024).

Acara itu dihadiri oleh para mahasiswa baru ITSI Medan, baik yang masuk melalui jalur umum maupun jalur penerima beasiswa sawit dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian (Kementan).

Hadir juga puluhan para orangtua mahasiswa dari berbagai daerah, lalu hadir pula sejumlah petani sawit yang berasal dari sentra perkebunan di Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Baik yang tergabung dalam DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE), maupun Asosiasi Petani Kelapa Sawit Pola Inti Rakyat (Aspek-PIR). 

Di acara tersebut, Purjianto tidak sekadar menutup kegiatan, melainkan memberikan sejumlah pesan yang bisa menyentuh hati para mahasiswa baru ITSI Medan.

Kata dia, ada tiga dosa besar yang harus dihindari setiap kampus di Indonesia, termasuk oleh para mahasiswa dan praktisi di kampus ITSI Medan.

Tiga dosa besar itu, kata dia, telah disampaikan oleh Prof Drs Saiful Anwar Matondang MA PhD sebagai kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I periode 2022 – 2026 saat membuka acara POSBUN beberapa hari sebelumnya.

"Tiga dosa besar itu adalah, pertama, pembulian. Tidak boleh ada aksi bully atau perundungan terhadap para mahasiswa, termasuk para mahasiswa baru," kata Rektor ITSI Medan.

Ia bilang, POSBUN digelar bukan untuk melakukan perundungan, melainkan benar-benar untuk orientasi studi pengenalan kampus seperti yang diamanatkan oleh Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti).

POSBUN, kata Rektor, digelar setiap tahun sebagai upaya untuk mempermudah para mahasiswa dari berbagai daerah di Nusantara beradaptasi dengan masyarakat dan proses perkuliahan di lingkungan kampus yang dimulai Senin (23/9/2024).

"Jadi, kalau nanti mendengar orang Medan berbicara dengan intonasi yang keras, para mahasiswa ITSI dari luar Sumut enggak kaget lagi," kata Rektor.

"Karena, perlu diketahui, kalau ada 10 orang Jawa dan tiga orang Sumut saling berkumpul, maka yang paling meriah dan heboh ya tiga orang dari Sumut itu," tambah Rektor dengan nada bercanda.

Dosa kedua yang perlu dihindari kampus ITSI Medan, kata Rektor, kekerasan seksual. Purjianto menegaskan bahwa kampus ITSI dan seluruh stakeholder sawit nasional menghormati keterangan gender dan saling melindungi satu sama lain.

Dan dosa yang ketiga yang harus dihindari kampus ITSI Medan, kata Rektor, adalah praktek intoleran dalam sosialisasi maupun praktek belajar dan mengajar.

Purjianto mengungkapkan, di kampus ITSI Medan ada banyak orang dari berbagai suku, agama, maupun kelompok lainnya. 

"Di kampus ITSI yang kuliah bukan hanya satu suku atau agama, tapi macam - macam. Karena itu, saya minta, kita semua di sini saling menghormati, saling menjaga satu sama lain," tegas Rektor ITSI Medan, Purjianto.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :