https://www.elaeis.co

Berita / Dewandaru /

Traumatik Pebisnis

Traumatik Pebisnis

TBS Sawit yang akan diangkut ke pabrik. foto: ist


Secara umum traumatik pebisnis adalah kondisi psikologis yang mengidap pada pelaku bisnis, lalu kapok akibat terhantui oleh bayangan atas kegagalannya. Berhenti melangkah bisnis. Bukan diambil ilmu hikmahnya, jadi bekal menyempurnakan pada langkah berikutnya. 

Sebulan lalu saya kedatangan tamu pejabat Bank Indonesia. Saya manfaatkan diskusi produktif. Catatan pentingnya, ternyata kredit bank di Indonesia untuk investasi hanya 25%, konsumtif 75%. Idealnya minimal 75% kredit untuk investasi produktif.

Ini tidak lepas dari budaya, kurikulum dan iklim usaha yang diciptakan oleh pemerintah. Makin besar partisipasi masyarakat untuk investasi produktif maka berdampak makin besar harapan tumbuh kembangnya perekonomian sebuah bangsa ke depan.

Baca juga: Kiat Jadi Pengusaha Ala Guru Malam

Seminggu ini ramai dalam berita bahwa berderet daftar start up (pebisnis pemula/perintis usaha) gagal di tengah jalan. Padahal jumlah start up di Indonesia terbanyak peringkat ke 5 di dunia. Mengalahkan Jerman dan Perancis. Sebab gagal kekurangan modal, serapan pasar rendah dan lainnya.

Contoh ;

1. A. Punya mental mengawali tabungan dipakai investasi ternak sapi bahkan pinjam bank KUR bunga rendah. Tiada sangka tahun pertama sukses. Tapi tahun berikutnya gagal akibat ada wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi. Mati semua. Bangkrut. Lalu kapok. Bahkan melihat kandang dan sapi milik orang lain saja terhantui.

2. B. Seseorang punya lahan di Jawa, hanya 0,5 ha. Dijual bersama rumahmya karena ketiga anaknya cerdas semua pada mau kuliah hingga pasca sarjana. Aset di Jawa dijual ditukar jadi kebun sawit 10 ha. Tahun lalu pendapatannya Rp70 juta/bulan. Saat ini remis, tiada laba. Hanya isak tangis yang ada. Kapok bisnis. Termasuk anaknya. Akibat iklim usaha tidak sehat.

Catatan penting untuk pebisnis pemula bahwa;

1. Membangun mental agar punya nyali, melucuti belenggu diri. Misal merasa tidak punya ilmu bisnis, tidak punya modal, bukan darah pengusaha dan lainnya. Itu harus dibuang jauh - jauh. Habis melucuti belenggu diri bernyali mengawali usaha. Sekecil apapun langkahnya.

2. Membangun kepercayaan melalui karakter dan kapasitas pola pikirnya. Karena kepercayaan adalah modal utama pebisnis. Bukan modal harta (dana). Tanpa punya karakter kemauan keras jujur konsisten dibarengi kapasitas intuitif kuat, daya nalar analisis cerdas maka sulit dipercaya. Lalu usaha lambat berkembang.

Terpenting, bagi pebisnis pemula jarang disadari bahwa awalnya harus jadi manajer keuangan tapi tanpa uang, harus jadi manajer pemasaran tapi tanpa banyak produk dagangannya, harus jadi manajer perencanaan tapi tanpa punya penyaji data intelijen bisnis apalagi kesimpulan dan saran renstra dari stafnya. Semua dilakukan sendiri dengan bahagia karena menikmati proses yang serba terbatas menuju sukses.



 

Wayan Supadno
Komentar Via Facebook :