https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Tinggal Dekat PKS, Petani di Bengkulu Utara Dapat Harga Beli Sawit Lebih Rendah, Kok Bisa!

Tinggal Dekat PKS, Petani di Bengkulu Utara Dapat Harga Beli Sawit Lebih Rendah, Kok Bisa!

Pekerja sedang melakukan proses muat TBS kelapa sawit ke atas mobil truk.


Bengkulu, elaeis.co - Meskipun tinggal dekat dengan Pabrik Kelapa Sawit (PKS), petani di Desa Suka Makmur, Kecamatan Giri Mulya, Kabupaten Bengkulu Utara, mendapatkan harga beli Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang lebih rendah. Bahkan harga yang ditawarkan hanya sebesar Rp 2.080 per kilogram.

Menurut M Fadli, salah satu petani di daerah tersebut, harga TBS kelapa sawit di desanya jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga yang telah ditetapkan, yaitu sebesar Rp 2.200 per kilogram. Padahal jarak desanya dengan PKS hanya beberapa ratus meter dengan PKS PT Sandabi Indah Lestari.
"Harga itu untuk kebun di pinggir jalan Rp 2.080 per kilogram. Kalau kebunnya di dalam paling hanya Rp 2.000 per kilogram bahkan bisa kurang. Sementara jika TBS kelapa sawit darii daerah lain itu bisa dibeli hingga Rp 2.200 per kilogram," ujar Fadli kepada Elaeis.co, Minggu 11 Februari 2024.

Kondisi tersebut, menurut  Fadli menimbulkan kekecewaan bagi para petani kelapa sawit di Desa Suka Makmur. Mereka merasa tidak adil karena lokasi kebun mereka begitu dekat dengan pabrik, namun harga yang mereka terima justru lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan.
"Kondisi itu tentu saja membuat kami kecewa, karena lokasi kebun kami begitu dekat dengan pabrik, namun harga yang kami terima justru lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan," kata Fadli.

Petani lainnya, Nurhayati menyatakan, bahwa harga beli yang rendah telah mengakibatkan penurunan pendapatan bagi para petani kelapa sawit di desanya. 
"Kami merasa dirugikan dengan harga yang begitu rendah. Pendapatan kami menurun drastis, sementara biaya produksi terus meningkat," tuturnya.

Tak hanya itu, situasi ini juga berdampak negatif pada kondisi ekonomi masyarakat Desa Suka Makmur secara keseluruhan. Dengan pendapatan petani yang menurun, daya beli masyarakat pun terpengaruh, mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi di wilayah tersebut.
"Menurunnya pendapatan juga berdampak negatif pada menurunnya daya beli masyarakat," pungkas Nur.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Utara, Desman Siboro menyatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan investigasi terkait permasalahan ini. "Kami akan mencari tahu penyebab harga beli yang rendah dan mencoba mencari solusi yang terbaik untuk para petani," kata Desman.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Provinsi Bengkulu, A Jakfar juga mengimbau agar semua pihak dapat bekerja sama dalam mencari solusi yang tepat untuk meningkatkan harga jual buah kelapa sawit demi kesejahteraan petani dan stabilitas ekonomi lokal.
"Perlu ditelusuri kenapa harga belinya bisa beda, kami minta agar semua pihak dapat bekerja sama dalam mencari solusi yang tepat untuk meningkatkan harga jual buah kelapa sawit demi kesejahteraan petani di sana," pungkasnya.

Komentar Via Facebook :