https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

TBS Petani Ditolak dan Harganya Hancur, Ini Saran Akademisi

TBS Petani Ditolak dan Harganya Hancur, Ini Saran Akademisi

Ilustrasi-petani di Afrika mengolah sendiri sawit menjadi minyak goreng. (Sumber: YouTube)


Jambi, elaeis.co – Hancurnya harga tandan buah segar (TBS) sawit bikin petani pusing tujuh keliling. Apalagi petani swadaya, mereka tidak dilindungi aturan Permentan Nomor 1 Tahun 2018 soal pedoman penetapan harga sawit. Hal itulah yang membuat berlakunya mekanisme pasar. Pabrik-pabrik bebas menentukan harga beli TBS tanpa mengacu pada penetapan harga disbun yang berlaku.

Belum lagi, banyaknya pabrik mulai menolak TBS dari masyarakat. Beberapa petani bahkan harus rela membiarkan TBS miliknya membusuk.

Menanggapi ramainya keluhan petani, akademisi Universitas Jambi, Ir. Dede Martino, MP pun memberikan sarannya kepada petani swadaya. Menurutnya, petani swadaya harus mulai memikirkan alternatif lain jika TBS ditolak pabrik.

“Sebenarnya di Afrika, di mana sawit berasal, masyarakat mengolah sendiri minyak sawit mereka dalam skala kecil, bukan diantar ke pabrik” tutur praktisi teknologi tepat guna yang memiliki ratusan karya ini.

Ia mendorong agar petani swadaya secara bersama-sama dalam satu desa mampu mengolah sendiri TBS-nya. 

“Supaya tidak ada monopoli. Memang dibutuhkan beberapa mesin, perebus, perontok, pemeras dan pemasak dan penyaring. Untuk itu tidak bisa sendiri-sendiri. Ya seharusnya kita buat kilang kecil di desa,” ujar Dosen di Universitas Jambi ini kepada elaeis, Minggu, (15/5) kemarin.

Dede Martino menambahkan, dengan mengelola secara bersama-sama maka hal ini bisa dilakukan. Tentunya dengan tetap memperhatikan standar pengolahan sehingga dampak lingkungan yang terjadi tidak menjadi sorotan.

Tentunya jika petani mampu mandiri mengolah, ketersediaan minyak goreng di pasaran akan melimpah. Dan para pelaku kartel minyak goreng tidak lagi bisa memonopoli stok dan harga minyak goreng.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :