https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Tahun Ini Disbunak Sanggau Targetkan STD-B 500 Hektare

Tahun Ini Disbunak Sanggau Targetkan STD-B 500 Hektare

Ilustrasi-petani kelapa sawit. (Dok. Elaeis)


Kalbar, elaeis.co - Sepanjang tahun 2023 ini Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar) menargetkan 500 hektare kebun sawit petani sudah dilengkapi Surat Tanda Daftar Budidaya (STD-B). 

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sanggau, Syafriansah mengaku sudah cukup banyak petani yang mengurus STD-B ini. Dari tahun 2018 sampai Agustus 2022 saja tercatat sudah 1.723 orang petani mendapat STD-B. Untuk luasannya mencapai 6.985,493 hektare.

"Tahun ini kita targetkan 500 hektare dapat STD-B," ujarnya kepada elaeis.co, Senin (16/1).

Menurutnya, STD-B ini membantu petani untuk melengkapi keabsahan kebun miliknya. Baik itu dari keterangan luas kebun, komoditi yang dibudidayakan hingga status letak kebun masyarakat. Sebab STD-B sifatnya adalah pendataan.

Sedangkan dari sisi program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), sejak 2019 hingga 2021 pelaksanaan PSR di Kabupaten Sanggau sudah mencapai 4.503,9377 hektare. Dari total luasan itu anggaran PSR yang telah digelontorkan BPDPKS mencapai Rp 128.489.698.000.

Ada 4 kecamatan yang menjadi target PSR periode tersebut. Yakni kecamatan Kapuas, Parindu, Kembayan dan Kecamatan Meliau.

"Kalau khusus untuk 2021 luas rekomtek sebanyak 1.245,3586 hektare. Dimana dana PSR mencapai Rp.37.360.758.000," ujarnya.

Kendati begitu masih terdapat kendala yang menjadi penghambat PSR di Sanggau itu. Salah satunya yakni masih rendahnya minat petani untuk mengikuti program tersebut. Meskipun tanaman kelapa sawitnya sudah tua. Alasan para petani lantaran takut kehilangan pendapatan jika diremajakan.
 
"Padahal kita terus lakukan pendampingan berupa penyuluhan dan pembinaan untuk petani menerapkan tumpang sari. Seperti menanam jagung, padi ladang dan ada juga dengan pisang sebelum tanaman tersebut berumur 3-4 tahun," bebernya.

Sementara kendala lain yakni sulitnya mendapatkan bibit unggul. Sebab banyak permintaan untuk kegiatan PSR daerah lainnya.

"Kedepan kita akan mendorong dan mendampingi petani untuk menuju sawit berkelanjutan dengan sertifikasi ISPO agar mempunyai daya saing dalam hal tata niaga dan tata kelola sawit," tandasnya.

Komentar Via Facebook :