Berita / Iptek /
Surabaya Borong Jawara Hackathon Sawit Nasional 2025
Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono. foto: aziz
Jakarta, elaeis.co - Empat sekawan ini; Afan Ghafar Al Hadad, Muhamad Rusydi Al Hakim, Fabiola Tasya Natalia Wijaya, dan Marco Tjandrapurnama, menjadi yang paling beruntung tahun ini.
Soalnya karya mereka yang bertajuk; RAPIDS: Inovasi Radar Non Invasif Berbasis Machine Learning untuk Deteksi Dini Ganoderma Boninense pada Kelapa Sawit itu, didapuk oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia menjadi yang terbaik.
Alhasil pundi-pundi mahasiswa yang tergabung dalam Tim BiFlow asal Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya ini, bakal digelontori hadiah sebanyak Rp75 juta. Masing-masing juga bakal diberikan sertifikat.
Rekan sekampus mereka; Tim SawITSmart yang digawangi Aria Nalini Farzana, Farsya Rai’sah Fadhilia, Ditya Garda Nugraha, dan Muhammad Yusril mengampu posisi kedua.
Lewat karya mereka bertajuk Modernisasi Perkebunan Sawit dengan Robot Berbasis Artificial Intelligence untuk Pemupukan Presisi dan Pemantauan Berkelanjutan, berhak mendapatkan hadiah duit Rp50 juta plus sertifikat.
Lalu di posisi ketiga, ada Tim Jos Sawit. Di sana ada Muhammad Amir Abdurrozaq, Muhammad Fattachul Azis, Yasir Maarif, dan Rivaldi Aditya Eka Wiryawan.
Mengusung karya AI&IoT Portable untuk Monitoring, Pemetaan, dan Prediksi Sawit, mahasiswa asal Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ini berhak mendapatkan hadiah duit Rp30 juta plus sertifikat.
Ada pula kategori khusus Most Disruptive Business Model yang mendapatkan hadiah Rp20 juta plus sertifikat. Mereka menamakan diri Tim Tancap.in.
Di dalamnya ada Muhammad Farhan Imanudin, Muhamad Rizqi Abdillah, dan Fryma Zhafran Raihan. Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) menyodorkan karya TANCAP: Digitalisasi Presisi untuk Produktivitas Sawit Berkelanjutan.
Dalam siaran pers yang diterima oleh elaeis.co sore ini, keempat tim yang menjadi pemenang tadi adalah hasil seleksi ketat dari 139 tim yang menyodorkan karya. Mereka berasal dari 35 perguruan tinggi di Indonesia.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) yang mengajak mereka berkompetisi pada ajang Hackathon Sawit Nasional 2025.
Hackathon yang berasal dari kata hacking dan marathon ini adalah sebuah kompetisi yang berlangsung berjangka waktu. Dalam rentang waktu itu, tim atau individu bekerja sama memecahkan masalah dan kemudian menciptakan solusi inovatif lewat pengembangan perangkat lunak atau perangkat keras.
Hackathon dengan tema Mengakselerasi Peran Sosial Ekonomi Sawit Melalui Inovasi Digital ini, digelar secara online dari Agustus hingga bulan ini.
Kompetisi ini sengaja digelar untuk mendorong lahirnya solusi teknologi yang berdampak langsung pada peningkatan nilai sosial dan ekonomi sawit dari hulu hingga hilir.
Sepanjang masa kompetisi, mereka digiring dalam sesi pembekalan (meet the mentors), mentoring, dan penjurian intensif untuk menghasilkan prototipe fungsional (Minimum Viable Product/MVP) yang aplikatif di sektor sawit.
Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono, menyebut, industri sawit Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk terus tumbuh melalui transformasi digital.
"Melalui Hackathon Sawit Nasional 2025, kita berharap muncul teknologi-teknologi baru --- mulai dari penerapan AI, sistem digitalisasi, hingga model bisnis baru --- yang dapat memperbaiki tata kelola sawit agar lebih baik.
"Anak-anak muda yang berinovasi di ajang ini membuktikan bahwa mereka siap memajukan industri sawit Indonesia," katanya.
Bagi Eddy, kehadiran Hackathon Sawit Nasional 2025 ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi antara dunia industri, akademisi, dan pemerintah dalam mempercepat inovasi berkelanjutan di sektor sawit.







Komentar Via Facebook :