Medan, elaeis.co - 180 ribu butir kecambah kelapa sawit unggul dan bersertifikasi menjalani pemeriksaan di Balai Karantina Pertanian Medan sebelum dikirim ke luar daerah.

Kecambah milik perusahaan swasta asal Medan, Sumatera Utara itu, sebanyak 60.000 butir akan dikirim dengan tujuan Padang, Sumatera Barat, sedang sisanya sebanyak 130.000 butir ke Riau.

Pemeriksaan dilakukan oleh Petugas Karantina Pertanian Medan Kristinus Munthe SSi. "Target pemeriksaan adalah Pythium myriotilum," jelasnya dalam keterangan resmi dikutip Jumat (15/9).

Menurutnya, dalam dokumen kecambah kelapa sawit disebutkan bahwa tujuan pengirimannya adalah untuk ditanam. Bukan dijual kembali.

"Setelah diperiksa, kecambah kondisinya baik. Dari hasil pemeriksaan laboratorium juga dinyatakan sehat dan bebas dari hama atau OPT/OPTK," sebutnya.

Bagi masyarakat yang ingin berinvestasi di perkebunan kelapa sawit, dia menyarankan jangan salah memilih benih dan mencontoh sikap perusahaan yang menggunakan benih berkualitas. "Belilah benih yang unggul," pesannya.

"Pemilihan benih unggul yang berkualitas merupakan faktor utama dalam menentukan kesuksesan investasi di perkebunan kelapa sawit," tambahnya.

Dijelaskannya, ada beberapa ciri benih sawit berkualitas. Pertama, bentuk tunas yang normal adalah berwarna putih. Lalu, bentuk anak daunnya melebar dan tidak kusut. Keadaan tempurung bibit kelapa sawit berwarna hitam gelap. Kondisi akar panjangnya tidak lebih dari 2 sampai 3 sentimeter. Kondisi bongkot atau batang di bagian bawah gemuk dan pendek. 

Warna calon akar kekuning-kuningan mendekati hijau sedangkan warna batang dan daun bersih keputih-putihan. Ukuran atau panjang calon batang bibit kelapa sawit yang bagus adalah antara 2 sampai 3 meter. Sedangkan bentuk bibit kelapa sawit adalah bulat atau lonjong seperti buah melinjo.

"Kesalahan dalam memilih benih akan berdampak sangat fatal yang akan disesali 20 tahun kemudian. Benih dan perawatan yang maksimal akan menghasilkan buah sawit yang baik," pungkasnya.