https://www.elaeis.co

Berita / Sosok /

Soal Munas GAPKI 2023, Tofan Mahdi: Berikan Kontribusi Tertinggi, Bukan Mengejar Yang Paling Tinggi 

Soal Munas GAPKI 2023, Tofan Mahdi: Berikan Kontribusi Tertinggi, Bukan Mengejar Yang Paling Tinggi 

Tofan Mahdi dalam sebuah wawancara dengan salah satu stasiun televisi pada momen IPOC di Bali. Foto: ist


Jakarta, elaeis.co - Walau Musyawarah Nasional XI Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) baru akan  digelar di Bali pada Maret tahun depan, nama-nama bakal calon Ketua Umum justru sudah berseliweran. 

Banyak yang bilang kalau Tofan Mahdi punya peluang besar untuk digadang menjadi salah satu kandidat paling potensial di bursa calon ketua umum itu. 

Maklum, selama ini, selain Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono, Ketua Bidang Komunikasi GAPKI inilah yang paling sering nongol di hadapan publik mewakili organisasinya. 

Selain paham soal seluk beluk industri sawit di dalam maupun di luar negeri, penulis buku Pena Di Atas Langit ini juga punya jejaring yang luas. Karirnya yang pernah menjadi Wakil Pemimpin Redaksi Jawapos dan Direktur Pemberitaan SBO TV (Group Jawapos), menjadi salah satu penyebab luasnya jejaring itu. 

Belum lagi oleh sederet prestasi yang pernah ditoreh lelaki 48 tahun ini, yang salah satunya adalah pernah mengenyam beasiswa International Visitor Program dari US Department of State (Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat).

Sayang, saat elaeis.co menanyakan ihwal dia digadang-gadangkan itu, Senior Vice President (SVP) of Communication, Investor Relation, and Public Affair PT Astra Agro Lestari Tbk ini malah jengah dan kemudian menjawab sederhana. 

"Jangan mengejar jabatan setinggi-tingginya, tapi jalankanlah tanggungjawabmu sebaik-baiknya dan berikan kontribusi tertinggi. Garis tangan kita sudah ditentukan. Kalau Allah takdir sudah sampai, tak seorangpun bisa menghalangi," lelaki ini berfilsafat. 

Memang, kata Tofan, situasi jelang Munas XI itu masih sangat dinamis. Semua pengurus GAPKI, baik yang ada di pusat maupun cabang, punya kesempatan yang sama untuk maju menjadi nahkoda organisasi.

"Tapi ingat, makin ke sini, tantangan industri sawit semakin berat. Paling tidak ada tiga tantangan berat yang musti kita hadapi; harga komoditas, keberlanjutan, dan kebijakan. Membahas yang kayak begini menurut saya jauh lebih enak, lho," katanya saat berbincang dengan elaeis.co kemarin. 
 
Lantaran semakin hari tantang itu semakin berat, bidang komunikasi kata Tofan menjadi bidang pertama yang turut merasakan. Belum lagi saat ini, telah terjadi pergeseran platform komunikasi dari yang tadinya masih media konvensional, sekarang sudah bergeser ke digital.

"Bidang komunikasi dituntut untuk menjadi garda terdepan dalam mengkomunikasikan banyak hal kepada publik. Saya sendiri merasa sudah sangat tua untuk terus in charge di bidang komunikasi sawit. Sementara audience dalam komunikasi digital, sebagian besarnya justru anak-anak muda yang diksi dan terminologinya sudah sangat berbeda," katanya.

Itulah makanya lelaki ini senang dan setuju kalau makin banyak generasi muda dikasi kesempatan dan kemudian berperan lebih besar mewarnai dinamika industri sawit di Indonesia.

Tofan juga mengingatkan bahwa kampanye negatif sawit masih akan masif. Sebab selama minyak sawit masih menjadi nomor satu dalam persaingan pasar minyak nabati global, selama itu pula kampanye negatif sawit akan tetap ada. 

"Di sinilah bidang komunikasi akan menghadapi tantangan berat itu. Jadi, memimpin GAPKI sebagai organisasi terbesar dalam mata rantai industri Indonesia adalah sebuah tanggung jawab yang sangat berat. Dibutuhkan sosok yang mampu, mumpuni, untuk menjalankan dan menghadapi semua itu," ujarnya. 



 

Komentar Via Facebook :