Berita / Sumatera /
Soal Harga Sawit, Petani Swadaya Babel Enjoy
Ketua DPW APKASINDO Babel Sahurudin. (Istimewa)
Babel, elaeis.co - Disaat hampir seluruh wilayah sentra kelapa sawit mengeluhkan harga beli TBS petani tidak sesuai dengan harga penetapan. Petani di Provinsi Bangka Belitung (Babel) justru tidak ambil pusing soal itu karena merasa nyaman dengan harga yang ditetapkan pabrik kelapa sawit (PKS).
Menurut Ketua DPW APKASINDO Babel Sahurudin, alasan petani seolah lebih setuju dengan harga penetapan pabrik lantaran harga penetapan hanya dinikmati oleh 10 persen petani mitra. Sedangkan 90 persen di wilayah Babel adalah petani swadaya.
"Penetapan juga dilakukan sebulan sekali. Artinya patokan untuk penetapan harga itu terjadi di bulan sebelumnya. Sementara yang menjadi patokan adalah harga CPO yang setiap hari mengalami perubahan," jelas Sahurudin saat berbincang dengan elaeis.co, Rabu (28/9).
Dengan siklus penetapan yang sebulan sekali itu, tidak jarang harga TBS petani swadaya lebih tinggi ketimbang harga penetapan.
Dilain sisi, selisih harga penetapan dan harga di lapangan kadang juga tidak terlalu jauh. Misalnya harga penetapan saat ini berada diangka Rp2.300/kg. Sedangkan untuk harga petani swadaya berada di angka Rp1.900-Rp2.100/kg.
"Untuk di wilayah Bangka harga masih cenderung tinggi dibandingkan dengan di wilayah Belitung. Di Belitung harga TBS hanya Rp1.300-1.600/kg," ujarnya.
Kendati begitu, petani menilai justru lebih riskan jika mengikuti harga penetapan. Karena penetapan hanya berlaku satu bulan sekali tadi.
"Kita menilai ini tidak fair, harga bukan ini ditentukan bukan lalu. Padahal acuan penetapan harga berubah setiap hari," ujarnya.
Ia tidak menampik ada keuntungan dan kerugian yang didapat petani. Namun karena mayoritas di Babel adalah petani swadaya membuat petani juga tidak bisa ngotot terhadap harga penetapan. "Hanya saja kita berharap harga disesuaikan dengan harga CPO terbaru," tandasnya.







Komentar Via Facebook :