Berita / Nusantara /
Setelah Uji Coba, Pemerintah Siap Lanjutkan Sawit Jadi Bahan Bakar Pesawat
Jakarta, elaeis.co - Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk melanjutkan pengembangan bahan bakar penerbangan berbasis kelapa sawit atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) setelah serangkaian uji coba menunjukkan hasil positif.
Langkah ini dinilai sebagai strategi penting untuk memperkuat hilirisasi minyak sawit sekaligus mendukung transisi energi bersih.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan bahwa implementasi Program B40 pada 2024 telah berhasil menekan impor bahan bakar fosil lebih dari 15,6 juta kiloliter dan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 41,46 juta ton setara CO2.
Keberhasilan ini membuka jalan bagi pengembangan SAF berbasis sawit sebagai alternatif bahan bakar pesawat yang ramah lingkungan.
“Pengembangan SAF akan memanfaatkan sumber daya lokal, termasuk material berbasis minyak sawit. Salah satu contohnya adalah kerja sama antara PT Pindad dan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dalam pengembangan fasilitas produksi industri pertahanan,” ujar Airlangga.
Selain itu, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2025 untuk memperkuat sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).
Kebijakan ini memastikan seluruh produk sawit Indonesia memenuhi standar lingkungan internasional dan meningkatkan daya saing di pasar global.
“Kami juga sedang mempersiapkan Sistem Informasi ISPO yang akan menghubungkan data perkebunan, sertifikasi, dan perdagangan. Sistem ini akan meningkatkan transparansi dan memungkinkan pelacakan produk secara real-time,” tambah Airlangga.
Pengembangan SAF berbasis sawit diharapkan tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi petani dan pelaku industri sawit di tanah air.
Para ahli energi menyebut, pemanfaatan sawit untuk bahan bakar pesawat dapat menjadi solusi praktis dalam upaya dekarbonisasi sektor transportasi udara.
Dengan dukungan regulasi dan teknologi, Indonesia diproyeksikan mampu menjadi salah satu produsen SAF terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Pemerintah menargetkan produksi massal bahan bakar penerbangan berkelanjutan berbasis sawit dapat dimulai dalam beberapa tahun ke depan, seiring penguatan sertifikasi ISPO dan peningkatan fasilitas industri domestik.
Langkah ini sejalan dengan strategi pemerintah untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai negara produsen sawit terbesar di dunia dengan standar ramah lingkungan yang diakui internasional.







Komentar Via Facebook :