Berita / Iptek /
Serbuk Penambah Imun ini Bahan Bakunya Kelapa Sawit
Tim Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin juara 1 lomba riset yang digelar Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (SuaraSulsel.id/Unhas)
Jakarta, Elaeis.co - Tim Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin berhasil membuat ramuan penambah imun dengan bahan baku kelapa sawit.
Ketua tim, Cindy Kristina Enggi mengatakan, ide pembuatan ramuan tersebut bermula dari belum termanfaatkannya kelapa sawit dalam bidang kesehatan secara maksimal. Padahal sawit adalah salah satu komoditi unggulan terbesar yang dimiliki Indonesia.
“Berangkat dari kenyataan itu, kami memikirkan ide untuk memanfaatkan kelapa sawit dalam bidang kesehatan. Setelah melakukan penelusuran pustaka, ternyata minyak sawit memiliki kandungan beta karoten tinggi yang sangat bermanfaat untuk kesehatan,” katanya, dikutip SuaraSulsel.id.
Tim tersebut lalu berinovasi membuat minuman kesehatan berupa serbuk yang merupakan kombinasi dispersi padat dan floating gel in-situ dari ekstrak karotenoid minyak kelapa sawit.
Teknologi dispersi padat digunakan untuk meningkatkan kelarutan ekstrak beta karoten dari minyak kelapa sawit. Sedangkan teknologi floating gel in-situ akan meningkatkan waktu tinggal obat dalam lambung guna menghindari degradasi beta karoten serta mencapai penyerapan yang optimal.
“Nantinya ketika sediaan ini dikonsumsi, maka sediaan akan membentuk gel yang menetap dan mengapung di lambung dan membantu penyerapan beta karoten. Dengan pemanfaatan teknologi tersebut, diharapkan beta karoten dapat terabsorbsi sepenuhnya di dalam tubuh selama kurun waktu 24 jam, meningkatkan efek antioksidan dan meningkatkan sistem imun,” jelas Cindy.
Itu artinya, efek antioksidan dan peningkatan sistem imun tubuh bisa diperoleh cukup dengan mengkonsumsi serbuk atau sediaan sekali sehari.
Penelitian tersebut diikutkan dalam lomba riset yang digelar Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan berhasil meraih juara pertama. Tim Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin mendapat hadiah pembinaan senilai Rp 50 juta.
Cindy dan timnya berharap mahasiswa serta peneliti Indonesia lainnya dapat meningkatkan minatnya dalam melakukan riset kelapa sawit.
“Masih banyak hal yang bisa serta perlu diteliti dan dikembangkan untuk meningkatkan pemberdayaan perkebunan yang saling bersinergi dari aspek hulu hingga hilir serta mencapai industri sawit nasional yang tangguh dan berkelanjutan,” tutupnya.







Komentar Via Facebook :