Berita / Nasional /
Sekum DPP Aspek-PIR Yakin Luas Tutupan Sawit Tidak 17,3 Juta Ha, Melainkan ...
Sekretaris Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR (Aspek-PIR) Indonesia, H. Syarifudin Sirait.
Medan, elaeis.co - Sekretaris Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR (Aspek-PIR) Indonesia, H. Syarifudin Sirait, yakin kalau sebenarnya, luas tutupan sawit secara nasional tidaklah 17,3 juta hektar (Ha).
"Yang disampaikan Pak Muhamad Aris Marfai sebelumnya itu, saya yakin tidak segitu, tapi lebih luas lagi. Saya yakin itu," kata Syarifudin kepada elaeis.co, Selasa (9/4/2024).
Sekadar memberitahukan, Muhamad Aris Marfai yang disebut Syarifudin tadi adalah Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), organisasi penyelenggaraan Informasi Geospasial Tematik (IGT) tutupan kebun kelapa sawit.
Hal ini dilakukan berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Tahun 2019-2024.
Nah, dalam rapat yang digelar di Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian, Aris Marfai bilang bahwa luas tutupan sawit nasional mencapai 17,3 juta Ha di tahun 2023.
Bila merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, luas perkebunan sawit di Indonesia mencapai 16,8 juta hektar. Berarti terjadi penambahan sebanyak 0,5 juta Ha selama setahun.
Sementara menurut Kementerian Pertanian (Kementan), luas kebun sawit di Indonesia mencapai 16,38 juta Ha pada tahun 2021, dan menjadi 16,83 juta Ha pada tahun 2023.
Kembali kepada Syarifudin Sirait, petani sawit dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) ini yakin luasan tutupan sawit masih akan bertambah lagi jika dihitung ulang secara cermat dan riil.
"Karena masih banyak perusahaan yang melaporkan luasan kebunnya hanya berdasarkan luas izin Hak Guna Usaha (HGU) yang dimiliki," kata Syarifudin Sirait.
"Sementara, saya yakin, luas riil kebun yang ditanami sawit lebih luas lagi dari luas HGU milik perusahaan itu," Ketua Koperasi Petani Kelapa Sawit (KPKS) "Kesepakatan", Desa Gotting Sidodadi, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, ini menduga.
Ia menuding sejumlah korporasi masih patgulipat terkait pelaporan luasan kebun sawitnya. Sebab hal itu akan berkaitan dengan pajak yang harus dibayar ke negara, serta sejumlah kewajiban lainnya.
"Tetapi kelakuan patgulipat itu bukan monopoli korporasi saja, melainlan juga oleh banyak petani sawit swadaya yang enggan untuk memunculkan luasan riil kebunnya," kata Syarifudin Sirait.
Apalagi, kata Syarifudin, bila kebun sawit milik petani swadaya tersebut masuk ke dalam kawasan hutan.
Karena itulah ia menilai wajar kalau luas tutupan sawit secara nasional 17,3 juta Ha, sebagaimana disampaikan pihak BIG.
Hanya saja menurut Syarifjdin, pengumuman soal luas tutupan sawit 17,3 juta Ha itu justru akan memberikan preseden buruk jika dikalkulasikan dengan pencapaian produksi CPO nasional yang tercatat sebanyak 58 juta ton di tahun 2021.
"Mestinya angka produksi CPO nasional kita tidak di posisi segitu. Kalau di posisi segitu berarti produktivitas sawit kita sangat rendah," tegasnya.







Komentar Via Facebook :