https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Sejumlah Pengurus GAPKI Deklarasikan Gerakan Sawit Indonesia Ramah Perempuan

Sejumlah Pengurus GAPKI Deklarasikan Gerakan Sawit Indonesia Ramah Perempuan

Sejumlah pengurus GAPKI mendeklarasikan gerakan Sawit Indonesia Ramah Perempuan. (Foto: dok. Sumarjono Saragih)


Bandung, elaeis.co - Sejumlah pengurus Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) diketahui telah mendeklarasikan gerakan "Sawit Indonesia Ramah Perempuan" di Bandung, ibukota Provinsi Jawa Barat (Jabar).

Hal tersebut diungkapkan oleh Sumarjono Saragih selaku Ketua GAPKI bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM) kepada elaeis.co melalui handphone, Sabtu (25/5/2024).

Pria berkepala plontos ini mengklaim  sebagai pihak yang mengoordinir deklarasi tersebut di tengah pelaksanaan rapat kerja nasional (Rakernas) GAPKI   

Deklarasi itu ia lakukan dengan didampingi oleh enam perempuan yang menjadi pemimpin di berbagai tingkatan yang ada di sejumlah perusahaan sawit di Indonesia.

Baca Juga: Kualitas SDM Sawit Nasional Terus Ditingkatkan Lewat Pendidikan Vokasi Industri

"Seperti Lolita Bangun, Indah Permata, Marja Yulianti, Feny A Sofyan dari Astra Agro Lestaro Group, Lisna dan Susi Darma Wati," ungkap pendiri dan pemimpin Worker Initiatives for Sustainable Palm Oil (WISPO) ini.

Pria asal Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), ini bilang deklarasi itu sebagai bagian integral dari gerakan "Sawit Indonesia Ramah Anak". 

"Anak dan perempuan menjadi kunci Indonesia Emas 2045. Untuk itu peran dan komitmen stakeholder industri kelapa sawit semakin penting," kata dia.

Sumarjono mengungkapkan, kini sejumlah perempuan telah menjadi pimpinan senior bahkan puncak di beberapa perusahaan sawit. 

"Tidak sedikit perusahaan sawit yang memasang kuota dengan sangat berani. Ada yang mematok 20 sampai 30 persen pegawai perempuan harus ada di setiap level pemimpin, baik dari mulai level supervisor hingga direksi," ucapnya lebih lanjut.

"Instrumen lain pun dipakai untuk memastikan hal itu, seperti Komite Perempuan dan Rumah Perlindungan Pekerja Perempuan dan Anak (RP3A)," kata dia menambahkan . 

Semua wadah itu, ujarnya dipimpin oleh perempuan untuk melayani perempuan. Ia merasa tidak berlebihan menilai kalau industri sawit nasional telah bersikap berani dengan deklarasi tersebut.

Komentar Via Facebook :