Berita / Lingkungan /
Sedih, Ratusan Rumah Suku Laut di Inhil Hancur Lebur Dihajar Ombak
Kondisi rumah suku laut dihajar ombak setinggi 4 meter. Ist
Pekanbaru, Elaeis.co - Ombak setinggi 3 sampai 4 meter menghancurkan ratusan rumah Suku Laut di Indragiri Hilir, Riau. Warga berharap agar ada bantuan dari pemerintah yang dipimpin Bupati Wardan.
Ombak tinggi menerjang pemukiman Suku Laut di Desa Panglima Raja, Concong, Inhil pada Rabu (8/12) siang. Rumah panggung yang berdiri di atas laut itu seketika porak-poranda.
"Ombak menerjang permukiman Suku Laut Rabu lalu sekitar pukul 12.15 WIB. Ada ratusan rumah rusak berat," ujar Presiden Bangsa Orang Laut Sedunia, PRj Haryono Maha Seri Bijawangsa, Kamis (9/12/2021).
Menurut Haryono, ombak menerjang pemukiman secara tiba-tiba. Ombak laut tinggi terjadi akibat musim angin utara atau yang lebih dikenal masyarakat meno utaru.
"Jadi memang yang terjadi sekarang ini kita sebut meno utaru atau angin utara dari Desember sampai Februari. Tapi tahun ini itu gelombang paling tinggi dari biasanya," kata dosen Universitas Riau tersebut.
Haryono bersyukur tidak ada korban dalam insiden tersebut. Namun ratusan rumah di bibir laut rusak ringan hinhga berat, warga juga sangat butuh bantuan.
"Korban jiwa tidak ada, tapi kalau rusak sedang ringan sampai berat ada ratusan rumah. Rumah-rumah di sana panggung, ketinggian ombak sekarang 8-7 meter dan sampai ke pemukiman 3-4 meter," katanya.
Ombak laut tinggi sendiri terakhir terjadi 5 tahun silam. Namun kondisinya tidak sampai merusak ratusan rumah Suku Laut yang dibangun panggung.
"Kondisi kampung sekarang hancur, yang jelas beberapa fasilitas umum. Kemudian ada warga mengungsi karena rumahnya ambruk, ada yang rusak ringan dan mulai diperbaiki seadanya," katanya.
"Mereka butuh sembako, karena dapur hancur semua. Kita berharap pemerintah turunlah karena ini dampak gelombang langsung, isi dapur berserakan kemarin. Settiap tahun seperti itu, tapi ini paling besar. Biasa ombak hanya sampai 1 meter saja," katanya.
Terkahir, Haryono mengatakan ada 350 kepala keluarga tinggal di daetah itu yang dikenal sebagai Suku Laut. Lokasinya berjarak 3 jam dari Kota Tembilahan jika ditempuh dengan speedboat.
Sementara Kepala BPBD Riau, Edy Afrizal membenarkan kejadian tersebut. Bahkan tim BPBD Indragiri Hilir sudah turun ke lokasi.
"Sudah ditangani BPBD Indragiri Hilir, kita sudah koordinasikan," katanya.

Komentar Via Facebook :