https://www.elaeis.co

Berita / PSR /

Sawit Program PSR Tiga KUD di OKI Panen Perdana 

Sawit Program PSR Tiga KUD di OKI Panen Perdana 

Pj. Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), Asmar Wijaya, menghadiri panen perdana sawit peserta PSR di kebun KUD Bina Sejahtera Desa Kerta Mukti. foto: Indra S/Kominfo


Kayu Agung, elaeis.co - Pj. Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Asmar Wijaya, melakukan panen perdana sawit peserta Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di kebun milik KUD Bina Sejahtera Desa Kerta Mukti, Kecamatan Mesuji Raya, Kamis (19/12).

Ada tiga KUD di Kecamatan Mesuji Raya yang mengikuti program PSR tahun 2020 dan kini tanaman sawitnya telah menghasilkan. Masing-masing KUD Bina Sejahtera dengan luas lahan mencapai 1.146 hektare, KUD Maju Lancar seluas 1.860 hektare, dan KUD Sedia Mukti dengan luasan 1.200 hektare.

Program PSR merupakan bantuan pemerintah pusat melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk mendorong peningkatan produktivitas kebun sawit rakyat. Kesuksesan program ini juga berkat dukungan penuh Dinas Perkebunan dan Peternakan OKI dalam melengkapi persyaratan, pemetaan dan pengukuran GIS, verifikasi, hingga pendampingan kepada kelompok tani sasaran.

Asmar Wijaya mengaku ikut merasakan kebahagiaan para petani sawit. “Replanting sawit rakyat di Kabupaten OKI merupakan terluas di Indonesia. Program ini akan terus meningkat seiring Asta Cita Presiden Prabowo yang memprioritaskan petani,” sebutnya dalam keterangan resmi, kemarin.

Dia berkomitmen akan terus memberikan perhatian serius kepada petani plasma. Dia juga meminta semua stakeholder terus memberikan dukungan kepada petani sawit. “Pemerintah bersama perusahaan perkebun, perbankan dan seluruh stakeholder harus mendukung agar kesejahteraan petani di OKI terus meningkat,” tukasnya.

Ketua KUD Bina Sejahtera, H. Azhar SP, mengucapkan terima kasih kepada pemerintah khususnya Dinas Perkebunan dan Peternakan OKI yang sudah mendukung program replanting sawit rakyat. "Pak Kadis Dedy sering turun langsung memberi pendampingan. Tidak terbayangkan untuk kebutuhan replanting mencapai Rp 60 juta/hektare, dari mana kami bisa meremajakan sawit jika tidak dibantu pemerintah,” ujarnya.

Dia melanjutkan, panen bisa dilakukan lebih awal lantaran sejumlah faktor pendukung. Salah satunya, dibekali dengan bibit unggul berkualitas. Selain itu, petani juga menerapkan praktik pertanian yang baik serta tata kelola kelembagaan dan manajemen pekebun yang baik berkat pendampingan oleh PT Sampoerna Agro selaku perusahaan pembina.

“Dari bibit yang unggul sampai dengan masa pemeliharaan kami dampingi oleh Sampoerna Agro. Hingga hasil diperoleh memuaskan,” tutupnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :