Berita / Internasional /
RSPO Siapkan Skema Jual-Beli Karbon, Petani Sawit Bisa Dapat Cuan Tambahan
Kuala Lumpur, elaeis.co - Organisasi kelapa sawit berkelanjutan dunia, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), tengah mengkaji peluang skema jual-beli karbon yang bisa bikin petani dapat pemasukan ekstra.
Kalau jadi diterapkan, petani yang sudah menerapkan praktik ramah lingkungan berpeluang “panen” cuan dari penurunan emisi yang mereka hasilkan.
Direktur Assurance RSPO, Aryo Gustomo, mengatakan wacana ini mulai menguat sejalan dengan dorongan global untuk mengurangi emisi. “Ada potensi RSPO akan ke arah perdagangan karbon. Namun ini masih dalam tahap pembahasan, belum sampai pada pengambilan keputusan,” ujarnya saat ditemui di sela gelaran RT2025 di Kuala Lumpur, Jumat, (7/11).
Menurut Aryo, sistem sertifikasi RSPO sebenarnya sudah siap mendukung mekanisme jual-beli karbon karena mampu menelusuri produk sawit dari kebun sampai ke konsumen.
Artinya, jejak karbon dari proses produksinya bisa dihitung dan diverifikasi. Meski begitu, fokus RSPO saat ini masih diarahkan untuk membantu anggotanya bersiap menghadapi aturan baru Uni Eropa, yakni European Union Deforestation-free Regulation (EUDR).
Dalam konferensi tahunan RSPO Roundtable Conference on Sustainable Palm Oil (RT2025), isu pemberdayaan petani kecil jadi salah satu pembahasan utama. Maklum, meski petani kecil menguasai sekitar 40% total kebun sawit global, mereka masih sering tersisih dari rantai pasok nasional maupun global.
CEO RSPO, Joseph D’Cruz, menegaskan bahwa petani kecil sudah menunjukkan komitmen kuat menjaga keberlanjutan.
“Petani kecil telah bekerja keras membuktikan bahwa mereka mampu berproduksi secara berkelanjutan melalui upaya mendapatkan Sertifikasi RSPO,” katanya.
Namun di lapangan, tantangan mereka semakin berat. Permintaan kredit menurun, anggaran pemerintah untuk pembangunan ikut terpangkas, sementara kebijakan tarif dan perdagangan global makin ketat. “Saat ini beban petani makin berat karena dukungan berkurang. Inklusi petani kecil dalam rantai pasok sawit berkelanjutan harus dipercepat,” tegas Joseph.
RT2025 juga membahas solusi konkret yang bisa langsung dirasakan petani, seperti pemberian premi harga bagi produk bersertifikat, akses pembiayaan, skema bagi hasil risiko, hingga kontrak jangka panjang agar pendapatan petani lebih stabil.
Jika skema jual-beli karbon benar-benar diterapkan, peluangnya cukup menjanjikan. Petani yang tidak membuka lahan dengan cara membakar, menjaga kawasan konservasi, dan menanam pohon, bisa “menabung” emisi dan menjual kredit karbonnya.
Jadi, bukan cuma panen sawit yang mendatangkan uang, menjaga lingkungan pun bisa jadi sumber pendapatan baru.







Komentar Via Facebook :