https://www.elaeis.co

CLOSE ADS
CLOSE ADS
Berita / Sumatera /

Rapat di Provinsi, Bupati Pelalawan Keluhkan Kondisi Jalan yang Parah Sulitkan Petani Sawit Sejahtera

Rapat di Provinsi, Bupati Pelalawan Keluhkan Kondisi Jalan yang Parah Sulitkan Petani Sawit Sejahtera

Bupati Pelalawan H. Zukri (sisi pojok kiri dari depan) saat rapat dengan staf kantor Presiden terkait menindaklanjuti usulan pembangunan jalan dan jembatan di Provinsi Riau. Foto: Hamdan/Elaeis


Pangkalan Kerinci, elaeis.co - Bupati Pelalawan, Provinsi Riau, H. Zukri, meminta kepada pemerintah provinsi untuk serius dalam perbaikan badan jalan yang rusak parah di daerahnya. Sebab, kondisi infrastruktur tersebut membuat pekebun kesulitan saat mengeluarkan hasil panen tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. 

Hal itu disampaikan H. Zukri dalam rapat bersama Staf Kantor Presiden di Kantor Gubernur Riau, Rabu (17/5), terkait menindaklanjuti usulan pembangunan jalan dan jembatan. 

Dia menjelaskan, kondisi jalan yang kewenangan provinsi sudah dilakukan perbaikan semampu daerah sebagai bentuk dari komitmen. 

"Ini tanggungjawab saya sebagai Bupati, karena itu wilayah saya, akan tetapi seyogyanya ada komitmen bersama dalam memperbaiki jalan yang rusak. Artinya Pemprov Riau kurang serius membenahi jalan provinsi yang rusak," katanya dalam forum tersebut. 

Menurutnya, jika Pemprov Riau berencana memperbaiki jalan yang rusak hanya sekitar 2 kilometer dari 60 kilometer mendingan putusin status jalan itu agar tidak masuk provinsi biar daerah yang mengerjakannya. 

"Jadi mau ditimbun pakai apa, terserah kami yang berada di daerah daripada masyarakat terzolimi, kemampuan Pemprov tidak masuk akal kalau hanya 2 kilometer karena masyarakat sana sudah 30 tahun menderita," terangnya. 

H. Zukri menilai, petani kelapa sawit yang berkebun atau tinggal di sepanjang lintasan badan jalan rusak jauh dari kata sejahtera. Pasalnya, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit rendah, salah satu faktornya yakni imbas rusaknya jalan. 

Di sana, harga TBS petani swadaya dikisaran sekitar Rp 1.500/kilogram sampai Rp 1.800/kilogram. Potong upah pekerja mulai dari pemanenan, upah angkutan, upah bongkar, artinya pekebun tidak dapat apa-apa karena separuh dari penetapan harga TBS setingkat tengkulak untuk pekerja. 

"Kalau seperti itu kapan mereka sejahtera? Beli sembako harganya mahal, belum berbicara soal utang petani," ungkapnya. 

Terpisah, Wanhat jaringan media siber Indonesia (JMSI) Pelalawan, Assep Putra Sulaiman, mengapresiasi langkah Bupati H. Zukri yang melakukan jemput bola soal pembangunan infrastruktur di Kabupaten Pelalawan. 

"Apa yang diperjuangkan Bupati kita dukung, demi pembangunan Pelalawan. Kita berharap pemimpin tidak tinggal diam untuk menggesah dan menjemput bola APBN di Pusat," harapnya. 

Sebagai informasi, salah satu usulan pemerintah Pelalawan yakni pembangunan Jalan Lingkar Pulau Mendol sepanjang sepanjang 18 kilometer, terutama peningkatan kualitas konektivitas antara desa Sei Upih dengan Desa Sei Solok. Sebab wilayah itu sebagai kantong utama produksi pertanian dan konektivitas.

Selain itu, Pemda Pelalawan juga mengusulkan pembangunan rangka jembatan Paino sepanjang 400 meter dengan anggara senilia Rp 180 miliyar.

Jembatan ini memperpendek akses jalan dari Kuala Kampar menuju Teluk Meranti, dan Bunut menuju objek wisata Istana Sayap serta Ibukota Pelalawan.
 

Komentar Via Facebook :