https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

IPOC 2025

Rachmat Pambudy: Sawit Bukan Sekadar Minyak, Tapi Jembatan Kemanusiaan Indonesia

Rachmat Pambudy: Sawit Bukan Sekadar Minyak, Tapi Jembatan Kemanusiaan Indonesia


Bali, elaeis.co - Di tengah isu global soal lingkungan dan kampanye negatif terhadap minyak sawit, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy tampil dengan pesan yang menyejukkan. 

Dalam forum bergengsi The 21st Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2026 Price Outlook, ia menyebut bahwa sawit bukan sekadar komoditas ekonomi, melainkan jembatan persahabatan, perdamaian, dan kemanusiaan.

Palm oil is more than a commodity. It is a bridge, a bridge of friendship, peace, and humanity,” ujar Rachmat disambut tepuk tangan peserta dari berbagai negara.

Menurutnya, sawit telah menjadi sumber kehidupan bagi jutaan keluarga Indonesia, mulai dari petani kecil hingga pelaku industri besar. 

Selain menyerap tenaga kerja, sektor ini juga menyumbang ekspor besar dan menopang pembangunan desa. “Indonesia tidak sekadar ingin tumbuh, tapi ingin tumbuh dengan bijak, inklusif, dan bertanggung jawab,” tegasnya.

Rachmat memotret kondisi dunia yang kini berhadapan dengan krisis iklim, pangan, dan energi. Dalam konteks itu, sawit justru hadir sebagai bagian dari solusi. 

Palm oil remains the most land-efficient cooking oil in the world (Ketika dikelola dengan baik, sawit mendukung ketahanan pangan global dan transisi energi bersih," katanya. 

Ia juga menekankan pentingnya keadilan bagi petani sawit rakyat. Pemerintah melalui Bappenas tengah mendorong peremajaan sawit rakyat, akses pembiayaan, hingga penguatan sertifikasi ISPO agar makin diakui dunia. 

“Keadilan dalam perdagangan sawit global juga harus berarti keadilan bagi pekebun kecil,” ucapnya.

Lebih jauh, Rachmat mengaitkan nilai-nilai lokal Tri Hita Karana dari Bali—harmoni dengan Tuhan, sesama, dan alam—sebagai filosofi yang sejalan dengan semangat sawit berkelanjutan. 

“Itu adalah kebijaksanaan yang seharusnya menuntun industri sawit global menjadi lebih manusiawi,” ujarnya.

Kemenangan Indonesia atas Uni Eropa dalam sengketa sawit di WTO juga disebut Rachmat sebagai bukti moral dan legal bahwa Indonesia bisa memimpin narasi global. 

“Melalui kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan pekebun kecil, kita bisa menjadikan sawit sebagai kekuatan peradaban yang membawa kebaikan,” pungkasnya.

Pidatonya ditutup dengan kutipan inspiratif dari Helen Keller: “Alone, we can do so little; together we can do so much.”.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :