https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

QRIS Bantu Petani dan Tengkulak Sawit di Bengkulu Cegah Peredaran Uang Palsu

QRIS Bantu Petani dan Tengkulak Sawit di Bengkulu Cegah Peredaran Uang Palsu

Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Dhita Aditya Nugraha.


Bengkulu, elaeis.co - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu menyoroti manfaat besar dari layanan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) bagi petani dan tengkulak kelapa sawit di wilayah tersebut. Menurut pernyataan resmi, QRIS telah menjadi solusi efektif bagi mereka untuk menghindari peredaran uang palsu yang merugikan.

Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Dhita Aditya Nugraha menekankan, pentingnya penerapan QRIS dalam aktivitas keuangan para petani dan tengkulak kelapa sawit. Hal itu dilakukan agar mereka aman dari peredaran uang palsu.
"Untuk mencegah menerima uang palsu, kami sangat menyarankan agar petani dan tengkulak sawit menggunakan layanan pembayaran dengan QRIS," kata Aditya, Sabtu 24 Februari 2024.

Menurut data terbaru yang dirilis oleh BI, penggunaan QRIS di sektor perkebunan, khususnya dalam transaksi antara petani dan tengkulak kelapa sawit, telah meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini mencerminkan tingginya tingkat adopsi teknologi keuangan di kalangan komunitas pertanian di Bengkulu.
"Kami mencatat ada 222 ribu pengguna QRIS di Bengkulu, beberapa diantaranya adalah petani sawit dan tengkulak sawit," ujarnya.

Salah satu petani kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Utara, Hardiansyah mengungkapkan kepuasannya terhadap penggunaan QRIS dalam transaksi sehari-hari. 
"Dulu saya sering khawatir menerima uang palsu dari pembeli, tapi sekarang dengan QRIS, saya merasa lebih aman dan nyaman," ujar Hardiansyah.

Menurutnya, selain mengurangi risiko menerima uang palsu, QRIS juga memberikan kemudahan dalam pelacakan transaksi keuangan bagi petani dan tengkulak kelapa sawit. Dengan QRIS, semua transaksi dapat tercatat secara digital, memungkinkan para pelaku usaha untuk memantau arus kas mereka dengan lebih efisien.
"Dengan QRIS, semua transaksi dapat tercatat secara digital, sehingga kami mudah memantau arus kas mereka dengan lebih efisien," tutur Hardiansyah.

Namun, meskipun QRIS menawarkan banyak manfaat, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam penerapannya di sektor perkebunan. Beberapa di antaranya termasuk tingkat penetrasi teknologi yang belum merata dan ketersediaan infrastruktur yang terbatas di beberapa wilayah.
"Kami berharap daerah yang belum tersentuh jaringan internet bisa segera memiliki agar pemanfaatan layanan ini menjadi maksimal," pungkasnya.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah mengaku, pemerintah daerah dan pihak terkait terus menambah tower BTS di lokasi blank spot. Selain itu, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan pelatihan terkait penggunaan QRIS di kalangan petani dan tengkulak kelapa sawit. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mempercepat adopsi teknologi keuangan di sektor pertanian serta meningkatkan inklusi keuangan di wilayah tersebut.
"Dengan berbagai upaya yang dilakukan, harapan akan terwujudnya pertanian yang lebih modern, efisien, dan aman dari ancaman peredaran uang palsu semakin mendekati kenyataan bagi petani dan tengkulak kelapa sawit di Bengkulu. Melalui QRIS, mereka dapat melangkah ke arah kemajuan yang lebih baik dalam mengelola keuangan mereka dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka," pungkasnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :